Keuangan

Jalani Fit and Proper Test DK OJK, Adi Budiarso Soroti 4 Hal Ini

Jakarta – Keempat calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) menjalani fit and proper test pada hari ini (10/7) di Komisi XI DPR-RI.

Salah satunya adalah Adi Budiarso sebagai calon Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Di depan Komisi XI DPR-RI, Calon DK OJK Adi Budiarso akan berfokus pada empat hal. Pertama, dirinya akan mendorong untuk terwujudnya Indonesia maju, sejahtera, dan adil, serta mendorong akses pembiayaan yang masih rendah.

“Kita bisa meningkatkan atau mendorong terwujudnya Indonesia maju dan sejahtera dan adil, ini yang penting, karena tabungan masyarakat kita itu kondisinya masih rendah, akses jasa pembiayaan juga masih rendah. Jadi ada dua itu yang ingin kita lihat,” ucap Adi.

Baca juga: OJK Ungkap 33 Perusahaan Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum

Kemudian yang kedua, jika terpilih menjadi Anggota DKOJK dirinya juga menyoroti terkait dengan masih rendahnya tingkat tabungan dari sisi asuransi dan dana pensiun yang termasuk terendah di wilayah ASEAN-5.

“Kita ingin mendorong itu, nah jasa usaha pembiayaan, dimana adalah IKNB selain asuransi dan dapen itu ada usaha jasa pembiayaan, modal ventura, UKM dan lembaga jasa keuangan lainnya termasuk yang diuji sekarang,” imbuhnya.

Selajutnya ketiga, ia akan mendorong pelaku usaha di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu bentuk program dari pemerintah daerah (Pemda) di sektor pertanian maupun lembaga sosial.

“Nah keterlibatan pemda itu penting kita akan dorong sinergi OJK khususnya LKM yang besar atau yang beraktifitas luas di investasi atau di aktifitas jasa keuangan atau UKM yang diinkubasi tadi itu di daerah-daerah perlu penguatan dari pemda apakah nanti akan ada analis atau semacam Pengawas LKM di daerah yang nanti itu sudah diamankan di UU PPSK,” ujar Adi.

Baca juga: Pengamat Sebut Wajar Calon DK OJK Didominasi Pejabat BI

Terakhir, kata Adi, DK OJK juga harus melihat dari sisi financial technology (fintech) yang memiliki potensi yang lebih besar dan akan terus meningkat, dimana jumlah fintech saat ini telah tercatat sebanyak 102 fintech.

“Sampai saat ini progres dari proyeksi dan beberapa survei membuktikan kemungkinan growth-nya luar biasa. Karena contohnya terbukti survei tahun 2022, perkembangan UMKM bisa sampai 77% yang survive dibanding dengan sebelumnya,” tambahnya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

7 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

8 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

9 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

10 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

19 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

20 hours ago