Jajaki Bisnis Baru, DRMA Siapkan Capex Rp400 Miliar Tahun Ini

Jakarta – PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp300-Rp400 miliar pada 2025. Dana tersebut akan digunakan untuk investasi mesin-mesin baru guna mendukung pengembangan lini bisnis Battery Energy Storage System (BESS).

Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso, menyebut bahwa investasi ini akan difokuskan pada teknologi otomatisasi dan inovasi produk baru.

“Sedangkan Capex ada cukup, lumayan mungkin antara Rp300-Rp400 miliar seperti tahun lalu Rp400 miliar, itu untuk investasi mesin-mesin baru, untuk produk baru dan juga khususnya untuk mengembangkan baterai energy storage system, di mana kita akan menginstal satu lain yang full automatic di situ,” ujar Irianto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Baca juga: DRMA Incar Pertumbuhan Pendapatan dan Laba 10 Persen di 2025, Ini Strateginya

Adapun pengembangan BESS tersebut dilakukan untuk mendiversifikasi portofolio produk DRMA dan menciptakan sumber pendapatan alternatif. Proyek ini dikembangkan melalui anak usaha Perseroan, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI), di fasilitas pabrik baru.

Berbeda dari bisnis utama di bidang otomotif, BESS merupakan teknologi baterai penyimpan energi yang umumnya digunakan bersama panel surya.

Baca juga: Laba Dharma Polimetal (DRMA) Meroket 86,39% jadi Rp216,05 Miliar

Pada portofolio bisnis yang baru dirintis ini, DRMA sudah berhasil memasok 600 unit BESS kepada salah satu pengembang perumahan nasional.

Ekspansi Auxiliary Battery, Siap Garap Pasar Domestik

Sejak akhir 2024, DRMA juga mulai merambah segmen auxiliary battery dengan memproduksi produk di bawah merek sendiri, yaitu DC Battery (bagian dari ekosistem Dharma Connect).

Berbeda dari mayoritas produk di pasar, DRMA fokus pada teknologi berbasis litium yang menawarkan daya tahan lebih tinggi dengan harga tetap kompetitif.

Baca juga: Emiten Otomotif Dharma Polimetal (DRMA) Optimis Target Penjualan Tumbuh 25 Persen Tercapai

Saat ini, penjualan produk auxiliary battery masih difokuskan untuk ekspor, namun perusahaan tengah mengkaji peluang ekspansi ke pasar domestik.

Dorong Pertumbuhan 10 Persen

Diversifikasi produk tersebut dilakukan untuk mendorong target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sekitar 10 persen hingga akhir 2025.

Dengan target tersebut, Perseoran berharap pendapatan dapat meningkat menjadi Rp6 triliun, dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp5,5 triliun. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

9 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

10 hours ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

13 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

14 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

14 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

14 hours ago