Jakarta – Calon Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris kalah telak dari pesaingnya, Donald Trump jelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2024.
Dalam serangkaian jajak pendapat yang dirilis Minggu (13/10), suara Harris atas Trump telah mengerucut atau hilang begitu saja ketika persaingan untuk menduduki Gedung Putih mendekati tahap akhir.
Berdasarkan angka-angka terbaru, Harris meraih1,4 persen poin dalam agregat jajak pendapat utama Real Clear Polling, turun dari 2,2 persen pada hari Sabtu (12/10).
“Pengetatan jumlah jajak pendapat ini terjadi di tengah kekhawatiran di kalangan Partai Demokrat bahwa Harris gagal menggalang dukungan di kalangan warga Hispanik dan Afrika-Amerika, dua konstituen utama partai tersebut,” tulis laporan tersebut, dikutip Reuters, Senin, 14 Oktober 2024.
Baca juga : Taylor Swift Dukung Kamala Harris di Pilpres 2024
Meski Harris memimpin di kalangan perempuan dari semua ras, ia kesulitan membangkitkan antusiasme di kalangan laki-laki, termasuk warga Amerika keturunan Afrika dan Hispanik, yang semakin tertarik pada Trump dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam jajak pendapat The New York Times/Siena College yang dirilis pada Sabtu dan Minggu, Harris menarik dukungan dari 78 persen pemilih kulit hitam dan 56 persen pemilih Hispanik.
Ini menjadi jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan yang dimenangkan oleh calon dari Partai Demokrat pada pemilu tahun 2020 dan 2016.
Pada Kamis, mantan Presiden Barack Obama menegur para pria kulit hitam karena tidak menunjukkan antusiasme yang besar terhadap pencalonan Harris seperti yang ia terima selama kampanyenya pada 2008 dan 2012.
“Anda mengajukan segala macam alasan dan alasan, saya punya masalah dengan itu,” kata Obama pada acara kampanye di Pittsburgh, Pennsylvania, salah satu dari tujuh negara bagian yang diperkirakan akan menentukan pemilu.
Baca juga : Lewat Program Ini, Donald Trump Bakal Pangkas Pajak Perusaahaan AS
“Karena sebagian dari hal ini membuat saya berpikir, dan saya berbicara langsung dengan laki-laki, sebagian lagi membuat saya berpikir bahwa, Anda tidak merasakan gagasan untuk menjadikan perempuan sebagai presiden, dan Anda berpikir alternatif lain dan alasan lain untuk itu,” tambahnya.
Harris dan Trump pada Minggu terus memfokuskan kampanye mereka di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran, masing-masing mengadakan acara di North Carolina dan Arizona.
Pada rapat umum kampanye di Greenville, Carolina Utara, Harris mengecam Trump karena menyebarkan informasi yang salah tentang tanggapan pemerintah terhadap badai yang baru-baru ini terjadi.
“Masalahnya, di luar hal yang sudah jelas, adalah semakin sulitnya memberikan informasi yang dapat menyelamatkan nyawa orang-orang jika mereka dituntun untuk percaya bahwa mereka tidak dapat mempercayainya,” kata Harris. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Di tengah tantangan global yang terus meningkat, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menjalin kolaborasi strategis dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp327,3… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More