Moneter dan Fiskal

Jaga Stabilitas Rupiah, BI Diproyeksi Akan Tahan Suku Bunga di Level 5,75 Persen

Jakarta – Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto memproyeksikan Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuan atau BI-Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan April 2025 di level 5,75 persen.

Rully menjelaskan bahwa BI masih mempertimbangkan fokus kebijakannya antara menjaga pertumbuhan ekonomi atau stabilitas nilai tukar rupiah dari berbagai risiko ketidakpastian global.

“Bank Indonesia masih akan data dependen melihat perekembangan risiko mana pertumbuhan atau stabilitas. Untuk saat ini sendiri, kalau kita lihat mungkin 1-2 bulan kedepan itu akan lebih fokus ke stabilitas. Dengan kata lain, kemungkinan akan tetap ditahan 5,75 persen,” kata Rully dalam Media Day Mirae Asset, Kamis, 17 April 2025.

Baca juga: OJK Optimistis Stabilitas Keuangan Nasional di Tengah Ketidakpastian Global

Menurutnya, keputusan BI bisa mengubah sentimen pasar yang mendorong inflow atau outflow. Rully menjelaskan, misalnya saja pada Januari 2025 lalu, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen, keputusan tersebut mendorong terjadinya inflow ke Indonesia.

“Tapi dengan asumsi bahwa BI akan tetap stay (BI-Rate), itu mungkin belum bisa mendorong inflow di instrumen pasar saham. Kalau dari government bond, saya rasa juga masih berpotensi untuk terjadi outflow,” ungkapnya.

Rully pun memperkirakan BI akan mulai memangkas suku bunga acuan di akhir kuartal III atau awal kuartal IV 2025 mendatang.

“Paling cepat yang kita lihat mungkin di kuartal III atau kuartal IV, mungkin akhir-akhir kuartal III, karena memang BI juga tetap mempertimbangkan risiko-risiko,” imbuhnya. 

Seperti diketahui, di awal 2025 BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps dari 6 persen menjadi menjadi 5,75 persen dan bertahan hingga Maret 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan ruang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka. Namun, pemangkasan suku bunga masih ditahan karena kondisi global yang belum mendukung.

Baca juga: Dampak Kebijakan Tarif Trump terhadap Risiko Perbankan di Indonesia

Perry menjelaskan bahwa kebijakan moneter BI saat ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia agar semakin kuat.

“Artinya apa? Memang kami perlu ekspansi moneter kan. Penurunan suku bunga ini tadi ruangnya masih ada, kami akan lakukan. Tapi sabar dulu dong, karena globalnya memang belum memungkinkan,” kata Perry dalam Konferensi Pers RDG, Rabu, 19 Maret 2025. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

9 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

10 hours ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

13 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

14 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

14 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

14 hours ago