Jakarta — Bank Indonesia (BI) pada tahun ini masih terbuka potensi untuk dapat menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) hal tersebut seiring dengan masih terjaganya fundamental ekonomi nasional dan untuk menjaga penyaluran kredit pada tahun ini.
“Ada saatnya di semester dua kalau berani bisa meurunkan suku bunga acuannya. Antara tetap atau bisa menurunkan 25 bps biar ekonomi tumbuh lagi,” kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani di Jakarta, Rabu 30 Januari 2019
Dirinya menilai, keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan pada 6% sudah tepat seiring dengan perbaikan ekonomi global dan mulai masuknya capital inflow ke Indonesia.
Aviliani juga mengamati, industri perbankan sudah mulai mengerek suku bunga kredit miliknya. Oleh karena itu BI diminta untuk tidak menaikan kembali suku bunga acuannya.
“Pada 2019 bank sudah menaikan bunga kreditnya, dan nanti kedepannya akan naik 10 persen hingga 12 persen dan cenderung menghambat kredit kita. Ini kecenderungan agak berat,” tambah Aviliani.
Sebagai informasi, untuk suku bunga acuan BI sendiri, hingga sepanjang 2018 saja BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps pada bulan Mei Juni, Agustus dan terakhir pada November sehingga kini berada di level 6,00%. (*)
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (24/12) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 24 September… Read More
Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini (24/12)… Read More
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More