News Update

Jaga Pertumbuhan BPR, Perbarindo Siapkan Inisiatif Strategis

Jakarta – Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) memiliki inisiatif strategis guna terus menjaga ketahanan bisnis Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ditengah perlambatan ekonomi akibat COVID19.

Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, pihaknya terus mendorong OJK dalam penerbitan petunjuk teknis mengenai pelaksanaan pinjaman likuiditas jangka pendek dalam implementasi Perpu no1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

“Perbarindo inisiatif strategisnya pertama mendorong terbitnya petunjuk teknis OJK dalam pelaksanaan pinjaman likuiditas baik jangka pendek maupun jangka panjang, karena tanpa ada petunjuk teknis misalnya POJK ini nantinya perpu no 1 tidak bisa di eksekusi,” kata Joko dalam acara Webinar The Finance dengan tema ‘Restrukturisasi Kredit BPR Sebagai Dampak COVID-19’ di Jakarta, Selasa 28 April 2020.

Joko menambahkan, Perbarindo juga mendorong penetapan salah datu bank umum atay bank pembangunan daerah di setiap provinsi sebagai perantara dan penyalur dana dari Bank Indonesia (BI) sebagai lender of the last resort kepada BPR maupun BPRS yang membutuhkan likuiditas.

“Kita menghindari proses yang rumit dan birokratis, harapannya step loan jauh lebih efisien dengan adanya penunjukan tersebut,” kata Joko.

Ketiga, Perbarindo juga mendorong kenaikan nilai Penjaminan Dana yang disimpan BPR dan BPRS dari Rp2 miliar menjadi Rp5 miliar. Selain itu Perbarindo juga mendorong relaksasi kelonggaran ketentuan KPMM 12% menjadi 8% dan CR dari 5% menjadi 2%.

“Kira juga terus mendorong adanya keselarasan ketentuan asuransi terhadap POJK 11 no 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid19,” tukas Joko.

Sebagai informasi saja,pertumbuhan bisnis BPR masih sangat positif hingga Januari 2020. Untuk loan to deposit ratio (LDR) BPR tercatat masih sebesar 76,2%.

Sementara penempatan tabungan atau DPK di BPR masih tumbuh 7,96% bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (yoy) dengan angka Rp31,5 triliun. Sementara untuk kredit BPR masih mampu tumbuh 10,52% denga nilai Rp109 triliun. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Allianz Syariah Ajak Masyarakat Pahami Pentingnya Perlindungan Asuransi

Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More

6 hours ago

BPJS Ketenagakerjaan Terapkan Strategi Baru untuk Tangkal Fraud

Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More

6 hours ago

Tingkatkan Kesejahteraan Pensiunan, Bank Mandiri Taspen Hadirkan Program Wirausaha

Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More

6 hours ago

OJK Sebut Rencana BTN Akuisisi Bank Syariah Masih Evaluasi Internal

Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More

7 hours ago

DPLK AXA Mandiri Jalin Kerja Sama Strategis

Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More

8 hours ago

Ini Dia Perusahaan Jumbo yang Bakal IPO di Akhir 2024

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More

9 hours ago