“Kalau likuiditas bank longgar maka itu (bunga) bisa lebih rendah, kalau mayoritas ketat, maka rata-rata tertimbang itu akan lebih tinggi. Ini adalah refleksi likuiditas, tapi juga BI kendalikan,” ucapnya.
Dengan demikian, lanjut dia, sistem bunga instrumen pasar terbuka secara VRT ditetapkan untuk tenor di atas 7 hari, mulai dari 2 pekan, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Sedangkan untuk 7 hari ke bawah masih akan ditetapkan skema FRT. Secara teori VRT mungkin lebih volatile. Namun secara praktik tidak, karena BI tidak akan membiarkan suku bunga terlalu tinggi atau rendah.
Baca juga: Big Bang Policy Siap Dikeluarkan dalam Dua Pekan
“Sepanjang belum ada perubahan suku bunga acuan, maka BI akan kendalikan bunga hasil lelang tidak bergerak jauh. Kami bisa sesuaikan penyerapan likuiditas BI dengan pelaku pasar. Jadi tujuannya untuk memperkuat efektivitas operasi moneter BI karena kami sadar fixed rate itu belum ideal,” ucapnya.
Selain itu, dengan penerapan mekanisme penentuan bunga operasi pasar terbuka VRT, BI bisa mendapat informasi feedback dari bank soal kondisi likuiditasnya dari suku bunga yang ditawarkan. “Kalau likuiditas ketat, suku bunga masih ketat, BI bisa perlonggar operasi moneter, begitu sebaliknya,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More
Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More
Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More
Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More
Poin Penting Sebanyak 994.549 kendaraan meninggalkan Jabotabek pada H-7 hingga H-2 libur Natal 2025 melalui… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,55 persen ke level 8.537,91 pada perdagangan terakhir jelang libur… Read More