Nasional

Jadi Korban Perdagangan Orang, 20 WNI Disekap di Myanmar

Jakarta – Sebanyak 20 warga negara Indonesia (WNI) diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang di Myanmar. Hingga kini, nasib mereka masih disekap di Myawaddy, yakni kawasan yang disebut dikuasai pemberontak Myanmar.

Direktur Perlindungan WNI Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengatakan, laporan mengenai puluhan WNI yang diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) sudah ditindaklanjuti oleh perwakilan RI di Myanmar dan Thailand.

“Berbagai langkah telah dilakukan antara lain mengirimkan nota diplomatik kepada Kemlu Myanmar, berkoordinasi dengan otoritas setempat, dan bekerja sama dengan lembaga internasional seperti IOM dan Regional Support Office Bali Process di Bangkok,” kata Judha dikutip, Kamis, 4 Mei 2023.

Diakuinya, kendala dalam menyelamatkan para WNI memiliki risiko sangat tinggi. Pasalnya, mayoritas WNI itu berada di Myawaddy, lokasi konflik bersenjata antara militer Myanmar dan pemberontak.

Semenjak krisis keamanan pecah di Myanmar usai kudeta pada 2021, kawasan Myawaddy menjadi salah satu titik pertempuran.

Di sana, terdapat kelompok bersenjata Karen National Liberation Army (KNLA) yang berperang melawan militer setempat yang saat ini menguasai Myanmar.

Kemlu melalui Kedutaan Besar RI di Yangon dan Bangkok juga mendesak otoritas Myanmar untuk segera mengambil langkah efektif guna menyelamatkan 20 WNI korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

“KBRI Yangon dan KBRI Bangkok antara lain mendesak otoritas Myanmar mengambil langkah efektif untuk menyelamatkan para WNI,” jelasnya.

Diketahui, kasus yang menjadi perhatian publik ini pertama kali diunggah di akun Instagram @bebaskankami. Dalam narasi video tersebut, para WNI disebut dipaksa bekerja sebagai scammer. Mereka juga disiksa, disekap selama berada di sana bahkan diancam diperjualbelikan.

Para WNI yang disekap di sana, setelah tertipu lowongan pekerjaan online via Whatapp. Mereka kemudian diberangkatkan oleh agen yang menawarkan pekerjaan ke Thailand, dengan iming-iming pekerjaan sebagai Customer Service (CS) dan gaji dan bonus yang menjanjikan.

Namun, 20 WNI itu justru dikirim ke Myawaddy oleh pihak agen yang berada di Thailand. Mereka lalu dipekerjakan sebagai penipu online atau scammer di Myanmar.

“Kami tidak tahu bahwa akan dipekerjakan sebagai scammer. Kami diberitahu akan dipekerjakan sebagai Costumer Service (CS) dan lokasi kerja yang dijanjikan di Thailand, bukan di Myanmar kata Noviana, salah satu WNI dalam video unggahan tersebut.

Dirinya mengaku telah disekap sejak 23 April lalu. Ia diancam dijual ke perusahaan lain karena mogok kerja. (*)


Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Tanggapi Deflasi 5 Bulan Beruntun, Jokowi Bilang Begini

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara terkait penurunan deflasi lima bulan beruntun… Read More

51 mins ago

Akun Nasabah Bank of America Sempat Tak Bisa Diakses, Ditemukan 20.266 Layanan Akun Terhenti

Jakarta - Bank of America menyatakan bahwa masalah teknis yang membuat banyak konsumennya kesulitan mengakses… Read More

1 hour ago

Pertahanan 3 Lapis dalam Pengelolaan UMKM

Oleh Babay Parid Wazdi, Dirut Bank SUMUT dan Pemerhati UMKM DI ZAMAN sekarang ini, banyak… Read More

2 hours ago

Awal Pekan, IHSG Dibuka pada Zona Hijau ke Level 7.509

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (7/10) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

2 hours ago

IHSG Rawan Terkoreksi, Intip 4 Rekomendasi Saham Berikut

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

Jumlah SID Naik, BEI Gaspol Tingkatkan Keaktifan Investor di Pasar Modal

Balikpapan – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah single investor identification (SID) menembus 14 juta per… Read More

15 hours ago