Internasional

Jadi Kandidat Kuat Pilpres AS 2024, Biden dan Trump Saling Serang demi Raih Suara

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan mantan presiden Donald Trump mendominasi surat suara partai masing-masing dalam pemilihan pendahuluan presiden pada Super Tuesday, Selasa (5/3). Artinya, keduanya diprediksi akan kembali berhadapan dalam Pilpres AS pada 5 November 2024 mendatang. 

Seperti diketahui, Biden merupakan petahana dari Partai Demokrat, sementara Trump menjadi satu-satunya kandidat dari Partai Republik.

Laporan Associated per Rabu (6/3), Biden mendapatkan 1.527 dari 1.968 delegasi yang dibutuhkan untuk menjadi capres dari Partai Demokrat. Adapun pesaingnya, Trump mengantongi 1.025 delegasi.

Baca juga : Hadapi 37 Dakwaan, Trump Tetap Gaspol Nyapres di Pemilu AS 2024

Saling Serang Satu Sama Lain

Menariknya, setelah pemilihan Super Tuesday, keduanya menyampaikan pernyataan saling serang satu sama lain dan deskripsi yang sangat berbeda tentang keadaan negara.

Dalam laporan VOA Indonesia, Biden memperingatkan bahwa kepresidenan Trump yang kedua akan menimbulkan ancaman nyata terhadap demokrasi Amerika. 

Sementara itu, dalam pidato yang disampaikan di resor Mar-a-Lago di Palm Beach, Trump menyebut Biden sebagai presiden terburuk dalam sejarah negara AS.

Para ahli mengatakan warga Amerika bisa mengharapkan kondisi yang sama dan mungkin lebih di mana kedua kandidat akan saling bertukar komentar pedas dalam delapan bulan menjelang pemilu.

Baca juga : Sah! DPR AS Sepakati Penyelidikan Pemakzulan Joe Biden

Profesor Ilmu Politik dan Direktur Pusat Politik Amerika Seth Masket mengatakan, karena Biden dan Trump begitu dikenal oleh para pemilih AS, mereka akan lebih fokus untuk saling menjatuhkan daripada membangun citra diri mereka sendiri.

Ia memperkirakan, akan ada banyak hal negatif dalam kampanye karena Trump akan berusaha meyakinkan warga Amerika bahwa dibawah kepemimpinan Biden nantinya perekonomian dan masyarakat pada umumnya akan terpuruk.

Sementara, Biden mempertahankan rekam jejaknya dan mengingatkan para pemilih akan banyak disfungsi yang terjadi di Gedung Putih Trump.

“Trump akan berusaha menggambarkan kondisi saat ini sebagai kondisi terburuk yang pernah ada,” kata Masket. 

“Biden akan mencoba untuk menggambarkan kondisi saat ini sebagai hal yang baik dan juga, dia akan berupaya untuk mengingatkan orang-orang akan kekacauan yang terjadi pada tahun terakhir pemerintahan Trump, dengan pandemi dan pemberontakan serta segala macam hal lain yang terjadi pada tahun itu,” pungkasnya.

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

3 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

4 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

5 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

24 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago