Categories: News UpdatePerbankan

Jadi BUMD, Bank Banten Wajib Dongkrak Kinerja

Jakarta –  PT BPD Banten Tbk akan segera memasuki fase baru dalam statusnya setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menyetujui pemisahan  Bank Banten dari pemegang saham pengendali sebelumnya, yaitu PT Banten Global Devlopment (BGD). Hal tersebut terungkap  melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BGD yang digelar Jumat (24/9).

Pemerhati pasar modal dari Mirae Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menilai positif langkah pemisahan tersebut. Senior Investment Information ini mengatakan, Pemprov Banten memiliki kuasa penuh dan pengaruh terhadap Bank Banten (BEKS) dalam rangka pengembangan Bank Banten itu sendiri. Kedepannya memang harus diakui bahwa dengan menjadi BUMD dapat mendongkrak performa Bank Daerah tersebut.

Pemprov Banten menurutnya memiliki pandangan soal perlunya percepatan  transformasi dalam Bank Banten dalam pelayanan dan kualitas digital. Sementara untuk rasionya Bank Banten sendiri memang harus melakukan penambahan modal untuk bisa berkolaborasi dengan sektor-sektor seperti UMKM dan sektor-sektor lain yang cukup potensial di Banten. Secara captive market BEKS memeiliki potensi seperti PNS, TNI, POLRI dan lainnya.

Dikatakan Nafan, di tengah pandemi ini masyarakat dan pasar lebih cenderung menggunakan layanan digital yang bahkan berkembang sangat signifikan . Pengembangan layanan digitalisasi yang dilakukan bank Banten ini akan mendongkrak kualitas SDM yang ada di Bank Banten.

“Secara kinerja Perseroan harus bisa menunjukkan hal positif seperti pertumbuhan nilai kredit dan bisa menekan NPL. Dengan menjadi BUMD seutuhnya, BEKS harus bisa menunjukkan eksistensinya dalam mendukung pembangunan-pembangunan yang ada di Provinsi Banten dan harus menjadi fokus Bank Banten untuk menggarap hal tersebut,” tutur Nafan.

Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin sendiri menyampaikan apresiasinya atas rencana Pemerintah Provinsi Banten terkait rencana pemisahan ini.

“Perseroan mendukung rencana Pemprov Banten selaku Pemegang Saham Pengendali Terakhir. Insya Allah kinerja Bank Banten akan lebih baik setelah pisah dari PT. BGD. Pemisahan ini kami yakini membuka ruang  seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Banten untuk menempatkan dana, bahkan mengambil porsi kepemilikan di Bank Banten. Tetapi proses pemisahan ini tidak mudah. Sebab secara administrasi, harus ada beberapa tahapan yang dilalui termasuk pembuatan Peraturan Daerah (Perda) pemisahan. Semoga proses berjalan dengan baik, dan performa perusahaan kian terakselerasi. Sehingga, mimpi untuk menjadikan Bank Banten sebagai salah satu BUMD yang menyumbang PAD bagi Provinsi Banten dapat terealisasi,” tutur Agus.

Sementara itu Mukhaer Pakkanna, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, juga memberikan penilaiau positif tentang pemisahan Bank Banten (BEKS) dengan Banten Global Devlopment (BGD).

“Saya kira cukup bagus. Ini langkah awal tuk menguatkan Bank Banten (BEKS) sebagai BUMD. Lagi pula BEKS di mata publik memilki keunikan yakni satu dari tiga Bank daerah (BPD) di tingkat nasional yang sudah go publik di bursa. Selain BPD Jatim dan BPD Jabar. Bahkan BEKS ini mampu memainkan pasar keuangan  atau masuk ke ceruk pasar bank digital dengan menggandeng Amazon,” ungkap Mukhaer kepada media, Selasa (28/9/2021).

Lebih lanjut dia menambahkan, dengan Bank Banten dilepas dari BGD. Pertanda Persroan harus berubah menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten. Karena sahamnya sudah milik Pemprov Banten. Maka kewajiban pemprov untuk mengajak Kabupaten dan Kota se Banten untuk berpartisipasi optimal. Solidnya kabupatan/kota berpartisipasi sangat menentukan kekuatan BPD Banten ke depan.

Sekedar informasi, hingga semester I-2021, Bank Banten mencatatkan kenaikan aset sebesar 28,11%. Manajemen baru yang terpilih per Maret 2021 juga tengah mendorong akselerasi bisnis perseroan agar dapat memacu kinerja bisnis bank. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

IHSG Awal Pekan Terakhir 2025 Dibuka Menguat 0,35 Persen ke Level 8.568

Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,35 persen ke level 8.568 pada perdagangan awal pekan terakhir… Read More

2 hours ago

IHSG Masih Rawan Koreksi, 4 Saham Ini Direkomendasikan

Poin Penting IHSG rawan koreksi dan berpotensi turun ke area 8.464-8.493. Tekanan jual masih dominan,… Read More

3 hours ago

Keuangan Berkelanjutan: Antara Regulasi dan Realita di Indonesia

Oleh Anna Sardiana, Akademisi - Dosen Indonesia Banking School Jakarta DALAM satu dekade terakhir, keuangan… Read More

4 hours ago

Kredit Tumbuh Kuat-DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun

Poin Penting Kredit Bank Mandiri naik 13,1% menjadi Rp1.452 triliun. DPK tumbuh 15,9% dengan aset… Read More

16 hours ago

Pasar Domestik Lesu, Emiten STRK Agresif Ekspansi ke Pasar Ekspor

Poin Penting STRK agresif ekspansi ke pasar ekspor di tengah lesunya pasar domestik. Capex Rp10… Read More

18 hours ago

Pelemahan IHSG Pekan Ini, Didorong 5 Saham Berikut

Poin Penting IHSG melemah 0,83% pada pekan 22–24 Desember 2025 ke level 8.537,91, seiring turunnya… Read More

20 hours ago