Internasional

Jadi Anggota BRICS, Luhut: Pasar RI Kian Besar di Kancah Global

Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, pasar Indonesia akan semakin besar di kancah global pasca masuk menjadi anggota BRICS.

“Apa keuntungan kita dengan (bergabung) ke BRICS? Ya market kita lebih besar,” katanya, dikutip VOA Indonesia, Senin, 13 Januari 2025. 

Ia menekankan, Indonesia tidak takut dengan adanya risiko retaliasi dari pihak Barat, dalam hal ini Amerika Serikat, pasca menjadi anggota BRICS. Menurutnya, Indonesia merupakan negara besar dan berdaulat.

“Indonesia is too big to lean to any country; Indonesia terlalu besar untuk condong pada satu negara, ya maksud saya waktu itu China dan Amerika. Kita tidak perlu (takut dengan retaliasi), apalagi sekarang ini Presidennya Pak Prabowo, ndak perlu. Jadi kita perlu merdeka, perlu independen, ya sedikit nakal-nakal lah,” jelasnya.

Baca juga : Indonesia Resmi Masuk ‘Geng’ BRICS, Ini Dia Keuntungan dan Kerugiannya

Luhut menilai, dengan bergabungnya Indonesia dengan BRICS, pasar Indonesia akan semakin besar, sehingga bisa meminimalisir dampak rambatan dari berbagai persoalan yang sedang dihadapi oleh negara-negara besar saat ini.

“Kalau kita tidak hati-hati dengan persoalan yang ada di China sekarang, dan juga persoalan di Eropa di mana gas dari Rusia disetop, itu akan terjadi masalah krisis energi di Eropa dan dia turunkan ke China, dan China masalah ekonominya sekarang lagi kurang baik, dan Amerika uncertainty-nya tinggi karena tarif (impor) yang belum jelas mau berapa persen dinaikkan oleh Presiden Trump. Jadi kombinasi masalah ini. Memang (harus) betul-betul dicermati dengan baik,” tegasnya.

Baca juga : Indonesia Gabung BRICS, Luhut: Kita Terlalu Besar untuk Berpihak ke Satu Negara

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyebutkan sejumlah keuntungan yang dapat diraih Indonesia sebagai anggota BRICS. 

Salah satunya adalah peluang kerja sama perdagangan melalui perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

“Kerja sama dalam bentuk CEPA atau trade agreement akan membuka akses pasar yang lebih besar. Jika dibandingkan dengan G7, BRICS berpotensi memberikan akses yang jauh lebih luas,” jelas Andry.

Selain itu, bergabungnya Indonesia ke BRICS memungkinkan pengembangan sistem pembayaran baru yang tidak bergantung sepenuhnya pada dolar AS.

Indonesia sendiri resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, kelompok negara yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Informasi ini diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Brasil pada Senin, 6 Januari 2025. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Prabowo Panggil Jaksa Agung dan Kepala PPATK ke Istana, Bahas Apa?

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memanggil Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin beserta seluruh Jaksa Agung Muda ke Istana… Read More

2 hours ago

APBN Meleset, Bea Cukai Catatkan Capaian Rp300,2 Triliun di 2024

Jakarta – Direktorat Jederal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai… Read More

2 hours ago

Bukalapak akan Gelar Paparan Publik usai Setop Jual Produk Fisik, Siap Mulai Era Baru?

Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan menggelar paparan publik atau public expose insidentil secara… Read More

3 hours ago

Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 7,4 Ton Narkoba, Perangi Ekonomi Bawah Tanah

Jakarta - Bea Cukai sepanjang tahun 2024 berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba sebanyak 1.448 kasus.… Read More

4 hours ago

Profil Fifi Aleyda Yahya, dari Jurnalis Kini jadi Dirjen KPM

Jakarta – Mantan jurnalis televisi, Fifi Aleyda Yahya diangkat menjadi Direktur Jendral Komunikasi Publik dan Media di… Read More

6 hours ago

Infobank Luncurkan Membership IFS, Bangun Komunitas Keuangan Berkelanjutan

Jakarta – Industri keuangan di Indonesia harus tetap waspada dalam menghadapi tantangan akibat ketidakpastian ekonomi… Read More

6 hours ago