Market Update

J.P. Morgan Proyeksikan IHSG Tembus 10.000 pada 2026, Ini Faktor Pendorongnya

Poin Penting

  • IHSG berpeluang tembus 10.000 pada 2026, dengan target dasar 9.100 menurut proyeksi J.P. Morgan.
  • Dorongan fiskal dan moneter menjadi penopang utama, termasuk belanja pemerintah yang meningkat dan potensi pemangkasan suku bunga BI 50 bps.
  • Risiko tetap ada, terutama volatilitas rupiah, meski sektor industri, konsumsi, bahan baku, dan properti direkomendasikan.

Jakarta – J.P. Morgan merilis proyeksi untuk pasar saham Indonesia yang menunjukkan optimisme terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2026. Dalam skenario paling optimistis, indeks acuan tersebut diperkirakan mampu menembus level 10.000.

Dalam laporan risetnya, J.P. Morgan menetapkan target dasar IHSG hingga akhir 2026 di level 9.100. Proyeksi itu mengacu pada asumsi pertumbuhan Earnings Per Share (EPS) sebesar 8 persen dan kelipatan laba 15 kali.

“Dengan target IHSG posisi bull (tertinggi) dan bear (terendah) masing-masing sebesar 10.000 dan 7.800,” tulis Manajemen dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2025.

Baca juga: IHSG Dibuka Menguat 0,24 Persen ke Level 8.577

J.P. Morgan menilai berakhirnya masa transisi politik pada 2025 akan membuka peluang perbaikan prospek pasar saham Indonesia pada 2026.

“Kami memperkirakan belanja pemerintah yang lebih tinggi, baik dari anggaran fiskal maupun Danatara, akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi domestik, didukung oleh membaiknya kondisi makro global dan meredanya ketegangan geopolitik,” imbuhnya.

Pelonggaran Moneter dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

Selain faktor fiskal, J.P. Morgan juga memproyeksikan berlanjutnya tren pelonggaran moneter. Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada tahun depan.

Selain itu, dengan prospek likuiditas sistem yang membaik, defisit transaksi berjalan (current account/CA) diproyeksikan tetap terjaga di bawah 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun demikian, risiko penurunan tetap ada, terutama terkait volatilitas nilai tukar rupiah yang berpotensi menekan kepercayaan pelaku usaha dan konsumen, serta memicu arus keluar modal jika depresiasi berlanjut.

Baca juga: Data PMI AS Tekan Dolar, Rupiah Berpeluang Bertahan di Level Rp16.600-an

Untuk strategi investasi, J.P. Morgan merekomendasikan sejumlah sektor yang dinilai memiliki prospek kuat pada 2026.

Sektor tersebut meliputi industri, bahan baku, barang konsumsi pokok (non-siklikal), barang konsumsi diskresioner (siklikal), dan properti. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

17 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

51 mins ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

1 hour ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

2 hours ago

Kesehatan Keuangan TUGU Lampaui Industri, Ini Buktinya!

Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More

3 hours ago

Pembiayaan Syariah 2026 Diproyeksi Melejit, Ekonom BSI Soroti “Alarm” NPF Mikro

Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More

3 hours ago