Categories: Moneter dan Fiskal

Isu Fed Rate Kembali Bikin Rupiah Loyo

Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini (14/12) sempat melemah dan kembali menembus ke level Rp14.000 per US$. Menurut Bank Indonesia (BI), terdepresiasinya Rupiah lebih disebabkan oleh ketidakpastian kondisi perekonomian global.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan, isu kenaikan suku bunga AS (Fed Fund rate) menjadi salah satu penyebab Rupiah bergerak melemah. Kendati begitu, dirinya meyakini, meski Rupiah kembali mengalami depresiasi terhadap Dolar, namun Rupiah belum dalam posisi mengkhawatirkan.

“Rupiah tidak mengkhawatirkan. Kami melihat dampak ini karena kondisi luar negeri khususnya karena AS akan menaikkan Fed rate. Mungkin akhir bulan ini,” ujar Agus di Jakarta, Senin, 14 Desember 2015.

Lebih lanjut dia memperkirakan, periode tingkat suku bunga The Fed selama tujuh tahun terakhir yang berada di kisaran nol sampai 0,25% akan berakhir di bulan ini. Akan tetapi, kata Agus, akan ada kecenderungan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunganya secara berkala di tahun berikutnya.

“AS secara berkala menaikkan suku bunganya perkuartal. Yang tadinya 0,25% jadi 1,125% di akhir 2016. Lalu naik lagi di 1,625% di 2017. Ini membuat ada satu rebalancing,” tukas Agus.

Akan tetapi, jelas dia, sentimen negatif yang diberikan Federal Reserve diprediksi hanya bersifat sementara. Oleh sebab itu BI selaku bank sentral mengaku akan tetap menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah dan mewaspadai dampak dari rencana kenaikan suku bunga AS. “Ini sifatnya hanya temporary. BI tetap akan menjaga,” ucap Agus.

Sebagai informasi, berdasarkan Foreign Exchange Reference Rate Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, kurs tengah Rupiah hari ini melemah di posisi Rp14.076 per US$ melemah Rp139 dibandingkan dengan kurs akhir pekan lalu di Rp13.937 per US$. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

5 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

5 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

6 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago