Ekonomi Digital

ISEI Ungkap Dampak Ngeri Perkembangan AI, Berpotensi Bocorkan Data Pribadi

Jakarta – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kian berkembang dalam banyak format. Indonesia pun perlu mewaspadai dampak perubahan tersebut.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia  (ISEI) Jakarta Inarno Djajadi mengatakan, penerapan AI menjadi tantangan baru bagi dunia ketenagakerjaan di Indonesia.

“Penerapan AI siap menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin dan berulang yang bisa berdampak pada tingkat pengangguran dalam jangka pendek,” kata Inarno yang diwakili oleh Sekretaris Umum ISEI Jakarta Yan Partawijaya, dalam Webinar Nasional ‘Masa Depan Ekonomi Indonesia di Era Teknologi AI’, Senin (7/8).

Baca juga: Risiko Penggunaan Teknologi AI Bagi Ekonomi, Bos BI Ungkap Fakta Sebenarnya

Berdasarkan data World Economic Forum, diperkirakan hingga tahun 2025 akan ada sekitar 85 juta pekerjaan tergantikan AI. Dalam laporan di periode yang sama disebut AI bakal mendorong 97 lapangan pekerjaan anyar.

Di Indonesia, meski belum ada penelitian pasti mengenai dampak AI bagi sektor tenaga kerja, namun sejumlah referensi menyebut terdapat sekitar 50 – 60 persen pekerjaan akan terdampak dari penggunaan AI.

“Untuk itu perlu adanya pengembangan keterampilan dan pelatihan untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi perubahan hidup,” jelasnya.

Selain sektor tenaga kerja, perkembangan AI turut berdampak bagi kesenjangan teknologi dan akses informasi. Pasalnya, tidak semua wilayah di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi AI dan konektivitas internet. 

“Kesenjangan ini dapat membatasi manfaat yang diperoleh dari teknologi ini,” bebernya.

Termasuk kata dia, mengenai privacy dan keamanan data. Di mana, penggunaan AI melibatkan pengumpulan dan analisis data yang besar. Penting bagi Indonesia untuk memiliki kerangka kerja hukum dan regulasi yang kuat untuk melindungi privacy data dan mencegah penyalahgunaan. 

Di lain sisi, pengembangan teknologi AI memerlukan infrastruktur yang kuat seperti pusat data dan jaringan komunikasi yang andal. Peningkatan infrastruktur menjadi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis AI. 

Baca juga: Platform Kampanye Politik dengan Teknologi AI, Ini Manfaatnya

Terpenting, pihaknya menyoroti perkembangan AI juga membawa pertanyaan etika seperti keputusan yang diambil oleh algoritma dan dampak sosialnya.

“Pemerintah dan perusahaan perlu memastikan penggunaan AI sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan tanggung jawab,” pungkasnya

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

1 hour ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

10 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

11 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

11 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi El Sol del Perú, Ini Maknanya

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More

13 hours ago