Beras; Bahan pangan pokok. (Foto: Paulus Yoga)
Jakata–Bank Indonesia (BI) mencatat perkembangan deflasi yang terjadi pada bulan September didukung oleh wilayah Sumatera dan Jawa.
Khusus wilayah Sumatera, wilayah yang masih dilanda bencana kebakaran hutan dan menyebabkan kepulan asap yang berkepanjangan ini justru mengalami deflasi nyaris di semua provinsi kecuali Bangka belitung dan Lampung.
“Secara spasial, deflasi pada bulan September 2015 terutama bersumber dari deflasi yang dialami sebagian besar daerah di wilayah Sumatera dan Jawa,” ujar Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Doni P. Joewono di Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2015.
Deflasi di berbagai daerah, jelasnya, terutama didorong oleh koreksi berbagai bahan pangan dan tarif angkutan udara. Sumatera tercatat yang paling besar bersumber dari deflasi di hampir seluruh provinsi. Deflasi di wilayah Jawa terutama dikontribusi oleh Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten.
“Wilayah Kalimantan mengalami inflasi akibat kenaikan harga emas perhiasan dan biaya kesehatan. Sementara Kawasan Timur Indonesia mengalami inflasi didorong oleh tekanan harga komoditas bahan makanan,” tutur Doni.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi di posisi -0,05% pada bulan September 2015. (*) Paulus Yoga
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More