Keuangan

Investor ‘Zombie’ Bergentayangan, Hantui Startup di Tanah Air

Jakarta – Fenomena ‘venture capital zombie’ tengah booming di tengah ketidakpastian ekonomi yang tengah melanda dunia. Istilah ini merujuk bagi perusahaan modal ventura yang dana pengelolaannya kembang kempis. 

Managing Director OCBC NISP Ventura (ONV) Darryl Ratulangi mengatakan, fenomena venture capital zombie memang benar adanya. Saat ini, banyak perusahaan venture capital gagal mengelola dana investasi.

“Kalau ditanya fenomena zombie, betul ada banyak sekali venture capital yang gagal untuk mendapatkan dana berikutnya. Jadi, boleh dibilang dana mereka sudah habis,” kata Darryl dalam kegiatan Coffee Chit-Chat with ON OCBC NISP, Selasa, 8 Agustus 2023.

Baca juga: Pertumbuhan Startup di RI Kian Dinamis Untuk Dukung Ekosistem Digital

Menurutnya, dengan tidak bisa mengelola dana investasi tersebut banyak perusahaan venture capital yang tumbang. Pasalnya, di bisnis satu ini, investasi menjadi fondasi penting bagi perusahaan.

“Karena balik lagi, kita di bisnis ini harus melakukan investasi. Kalau kita tidak melakukan investasi, ya jadi seperti itu,” jelasnya. 

Ia mengungkap, untuk mengenali venture capital yang dana kelolanya kembang kempis bisa dilihat dari sisi aktivitas, publisitas hingga investasi perusahaan.

“Gampangnya begini, kalau mereka sudah tidak melakukan investasi di 1-2 tahun terakhir. Sudah pasti jumlah investment person menurun dan mereka tidak aktif lagi. Kita kira mereka itu zombie venture capital,” bebernya.

Sebelumnya, sejumlah pengamat memprediksi fenomena venture capital zombie akan meningkat sampai 50 persen dalam beberapa tahun mendatang. 

“Kami memprediksi ada peningkatan jumlah Venture Capital Zombie yang masih ada karena perlu mengelola investasi yang mereka lakukan dari dana sebelumnya, tetapi tidak mampu mengumpulkan dana berikutnya,” kata Maelle Gavet, CEO jaringan pengusaha global Techstars.

Diketahui, venture capital sendiri mengambil dana dari institusi pendukung dana atau Limited Partner (LP). Selanjutnya, dana tersebut diserahkan ke perusahaan startup dengan imbalan ekuitas. 

Baca juga: Pendanaan Startup Berkurang 35%, Venture Capital Global Ini Malah Alami Bullish

Apabila startup go public (IPO) atau diakuisisi maka venture capital bisa memperoleh kembali dananya dengan sejumlah keuntungan. Namun, dengan banyaknya startup yang tumbang, akhirnya mereka ikut-ikutan tumbang.

Di Tanah Air,  sejak 2022, satu per satu startup berguguran dengan alasan ketidakpastian ekonomi dunia. Antara lain, Fabelio, Sorabel, Stoqo, iFlix, AiryRooms, dan Beres.id.

Sementara itu, sejumlah perusahaan besar memilih opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan mengurangi jumlah karyawan mereka secara masal. Sebut saja, Shopee Indonesia, GoTo, Ruangguru, Sirclo, Xendit, Sayurbox, Tanihub hingga Zenius. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Tetap Beroperasi, Simak Jadwal LRT Jabodebek Selama Libur Lebaran 2025

Jakarta - LRT Jabodebek akan tetap melayani masyarakat selama libur Idul Fitri 2025. Untuk mendukung… Read More

11 hours ago

Daftar 5 Saham Penopang Penguatan IHSG Sepekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 24-27 Maret 2025 mengalami penguatan sebesar… Read More

14 hours ago

Strategi Bank Mega Syariah Hadapi Lonjakan Transaksi Selama Lebaran

Jakarta – Bank Mega Syariah memastikan kesiapan layanan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More

14 hours ago

Jelang Lebaran, Begini Gerak Saham Bank Indeks INFOBANK15 dalam Sepekan

Jakarta - Jelang libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada… Read More

14 hours ago

Hingga H-1 Lebaran, 3,4 Juta Tiket KAI Ludes Terjual

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat tingginya animo masyarakat dalam menggunakan layanan kereta… Read More

14 hours ago

Daya Beli Lesu, Ramadhan-Idul Fitri Dinilai Tak Mampu Dongkrak Ekonomi Kuartal I-2025

Jakarta - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan perputaran uang selama Ramadan dan… Read More

15 hours ago