Pasar Modal

Investor Simak! Pergerakan IHSG Pekan Ini Bakal Dipengaruhi Sentimen Berikut

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 7.743 atau melemah 0,83 persen dalam pekan ini yang berakhir pada Jumat, 20 September 2024. Pelemahan IHSG terdampak saham-saham Prajogo Pangestu seperti BREN, BRPT dan TPIA yang ambruk terimbas berita Financial Times Stock Exchange Group (FTSE).

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menjelaskan untuk pekan ini para pelaku pasar akan tertuju pada data global market khususnya data-data Price Consumption Expenditure (PCE) Amerika Serikat (AS)

Di mana indeks harga PCE utama maupun inti diperkirakan akan naik sebesar 0,2 persen sama dengan bulan sebelumnya.

Baca juga: Bank Sentral Pangkas Suku Bunga, Saham TUGU Kian Bergeliat

David juga menegaskan indikator lainnya yang perlu diperhatikan pada ini adalah angka pertumbuhan PDB final untuk kuartal II, pesanan barang tahan lama, keyakinan Konsumen CB, PMI regional termasuk Indeks Aktivitas Nasional Fed Chicago, dan Indeks Manufaktur Fed Richmond.

Kemudian, Indeks Manufaktur Fed Kansas, Indeks Perumahan FHFA dan Indeks Harga Rumah S&P/Case-Shiller, penjualan rumah baru dan yang tertunda, serta angka final untuk sentimen konsumen Michigan.

Sementra dari Asia yang perlu dicermati dalam seminggu ke depan, yakni PMI di Jepang untuk September dan risalah dari keputusan kebijakan terakhir Bank of Japan (BoJ) untuk potensi kenaikan suku bunga.

Adapun dari dalam negeri, dengan penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin tentunya akan mendukung banyak pelaku usaha dan membuat rupiah semakin menguat. Sentimen ini masih akan sangat memengaruhi market minggu ini.

Baca juga: Cek Sektor Saham Potensial Cuan Usai BI dan The Fed Pangkas Suku Bunga

Sentimen tersebut direspons baik oleh investor asing yang membukukan pembelian bersih di pasar reguler sebesar Rp4,2 triliun di minggu lalu, dengan pembelian asing didominasi oleh big banks, TLKM dan ASII. 

“Di sisi lain, meskipun data PMI Indonesia terkontraksi sedikit di bawah area 50, dengan kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia, sepertinya tidak akan butuh waktu lama untuk industri ini kembali bergairah,” ucap David dalam risetnya di Jakarta, 23 September 2024. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

7 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

9 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

9 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

17 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

18 hours ago