Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada level 7.324 atau turun 0,8 persen pada pekan lalu, periode 9–13 Desember 2024. Pelemahan ini dipengaruhi oleh aliran dana asing keluar (outflow) yang mencapai Rp1,9 triliun di pasar reguler.
“Kondisi ini juga menunjukkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap perkembangan global terutama keputusan suku bunga The Fed dan Bank of Japan di pekan ini,” ujar Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan dalam risetnya di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.
Memasuki pekan ini, periode 16-20 Desember 2024, David mengimbau para trader ataupun investor untuk memerhatikan sejumlah sentimen, antara lain, ekspor-impor Indonesia, suku bunga domestik, dan global.
“Tepatnya 16 Desember 2024 dari domestik akan dirilis data export-import Indonesia. Sebagai gambaran perdagangan Indonesia menyempit menjadi USD2,47 miliar pada Oktober 2024, turun dari USD3,47 miliar pada bulan yang sama di tahun sebelumnya dan di bawah estimasi pasar sebesar USD3,05 miliar. Ini menandai surplus perdagangan terkecil sejak Juni, terutama karena lonjakan impor,” imbuhnya.
Baca juga: Awal Pekan, IHSG Dibuka Melemah ke Level 7.311
Lebih lanjut, pada 18 Desember 2024, Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 6 persen selama rapat November 2024, sesuai dengan ekspektasi banyak pihak.
Keputusan itu bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah dalam menanggapi meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, khususnya perkembangan di Amerika Serikat.
“Keputusan ini juga berupaya memastikan inflasi tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen untuk tahun 2024 dan 2025, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar David.
Baca juga: Tutup Pekan IHSG Terkulai ke Level 7.324, 397 Saham Melemah
Sementara itu data dari global, perhatian pelaku pasar seluruh dunia pada sepekan ini adalah keputusan The Fed dan Bank of Japan terkait suku bunga.
Sebelumnya Bank of Japan (BoJ) dengan suara bulat mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya di sekitar 0,25 persen selama pertemuannya pada Oktober, mempertahankannya pada level tertinggi sejak 2008 dan sesuai dengan estimasi pasar.
Adapun Dewan Kebijakan tetap berkomitmen untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, jika data ekonomi dan harga sesuai dengan perkiraan.
Dalam prospek triwulanan, BoJ mempertahankan perkiraannya bahwa inflasi inti akan mencapai 2,5 persen pada tahun fiskal 2024, dengan inflasi diperkirakan berada di sekitar 1,9 persen untuk tahun fiskal 2025. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengumumkan pembagian dividen interim kepada para pemegang saham… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada November 2024 sebesar USD19,59 miliar atau turun 10,71… Read More
Jakarta – Emiten pengelola Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk mengumumkan penutupan sekitar 400 gerai di sepanjang… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada November 2024 mengalami kontraksi. Tercatat, nilai ekspor November 2024… Read More
Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim (BJTM) telah menggelar… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Senin, 16… Read More