Pasar Modal

Investor Simak! 3 Sentimen Berikut Bakal Pengaruhi Gerak IHSG Pekan Ini

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang signifikan pada periode pekan lalu 11-15 November 2024. Tercatat, IHSG merosot sebanyak 1,73 persen alias ambles ke level 7.168 pada akhir perdagangan Jumat, 15 November 2024.

Berdasarkan hal itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, mengatakan bahwa untuk potensi pasar pekan ini 18-22 November 2024, ia mengimbau para trader ataupun investor memerhatikan tiga sentimen ini yang bakal memengaruhi pasar selama satu pekan ke depan.

Ketiga sentimen tersebut, antara lain sinyal The Fed yang mengisyaratkan akan menahan suku bunga, data terbaru dari Asia Makro, dan pergerakan investor asing.

Baca juga: STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

“Terkait sentimen The Fed yang mengisyaratkan akan menahan suku bunga, tentu saja hal itu terkait pernyataan Powell berselang sehari setelah rilis data inflasi AS pada Oktober 2024 yang naik ke level 2,6 persen yoy vs September 2024 inflasi 2,4 persen yoy, mengakhiri tren penurunan inflasi dalam enam bulan sebelumnya,” ucap David dalam risetnya di Jakarta, 18 November 2024.

Lalu, Powell juga menegaskan bahwa The Fed masih menganggap inflasi berada pada jalur yang sustainable menuju level target 2 persen, sehingga memungkinkan bank sentral AS untuk menggerakkan tingkat suku bunga ke level yang lebih netral, yang tidak merangsang maupun membatasi pertumbuhan ekonomi.

Sementara dari sentimen Asia makro update, Bank Sentral Tiongkok sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan suku bunga, setelah pemangkasan agresif dari keputusan bulan lalu. Ini disebabkan lonjakan baru dolar AS menekan Yuan dan membatasi kelonggaran untuk kebijakan yang lebih longgar di daratan.

Baca juga: Siap-siap! BCA Bakal Bagikan Dividen Interim Tunai Rp50 per Saham, Cek Jadwalnya

Adapun, sentimen terakhir datang dari pergerakan investor asing. Selama seminggu terakhir investor asing mencatatkan net sell Rp4,2 triliun di pasar reguler dengan penjualan terbesar di saham BBRI, BBCA, TLKM, ADRO, dan BMRI.

“Meskipun begitu kami melihat bahwa nilai penjualan asing mulai mengecil ke level Rp517 miliar di perdagangan akhir Jumat kemarin. Penurunan nilai outflow ini dapat mengindikasikan bahwa mayoritas tekanan jual telah terealisasi dan jangka pendek ada potensi muncul demand baru, terlebih melihat IHSG yang saat ini juga sudah dekat area support 7.000,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

12 mins ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

16 mins ago

Perkuat Inklusi Asuransi, AAUI Targetkan Rekrut 500 Ribu Tenaga Pemasar di 2025

Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More

32 mins ago

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

58 mins ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

2 hours ago

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

2 hours ago