Jakarta– Upaya pencarian investor strategis bagi anak usaha PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) yaitu BNI Syariah masih terus berlangsung. Meski ada calon investor dari Timur Tengah, namun masih belum sesuai keinginan. Pasalnya calon investor berminat menjadi pemegang saham mayoritas.
“Kepemilikan domain dari induk ya, tapi kita kontak calon dari middle east itu tetap pengen jadi mayoritas, kebalikan dari kita, kita cenderung menjual bertahap,” kata Direktur Utama BNI, Syariah Imam T Saptono di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya BNI ingin menjual secara bertahap sehingga terjadi nilai tambah bukan hanya penambahan modal.
“jadi misalkan saat kita jual dulu 20%, kemudian dia masuk karena kepercayaan tinggi dia kemudian bawa modal, skill segala macam, jadi ada nilai tambah, baru kita jual lagi, kalau jual one shot kita gak dapat gain,” tambahnya.
Sementara soal minat International Finance Corporation (IFC) terhadap bank-bank syariah menurutnya baik. Namun untuk BNIS menurutnya membutuhkan investor strategis yang tidak hanya memberikan modal tambahan.
“Straegic investor kan ada dua pertama yang sesama bank itu dia akan tetap stay di bank ini terus, kalau IFC itu punya itungan time horizone sendiri, mengejar capital gain,”tandasnya. (*) Ria Martati
Jakarta – Pemerintah berhasil menyelamatkan kerugian negara sebesar Rp10,3 miliar dari penyelundupan berbagai komoditas selama periode 4–11… Read More
Jakarta - Generasi muda, khususnya generasi Z (Gen Z) dan milenial menghadapi tantangan besar dalam memiliki… Read More
Jakarta - Unit Usaha Syariah PT Bank OCBC NISP Tbk atau UUS OCBC terus menunjukkan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, 14 November… Read More
Jakarta - Dunia bisnis yang semakin kompetitif menuntut para pebisnis untuk lebih cepat dan cermat… Read More
Jakarta - Pasar saham Indonesia mengalami tekanan besar dari aksi jual investor asing pada Jumat,… Read More