Jakarta – Dalam lima tahun terakhir nilai investasi Jepang di Asia Tenggara rata-rata meningkat US$ 20 miliar per tahun. Jepang tertarik berinvestasi di Asia Tenggara karena memiliki potensi imbal hasil yang tinggi. Misalnya, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Vietnam dan Filipina sebesar 6% atau mendekati pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
“Pasar terbuka dan liberalisasi investasi di ASEAN juga membuat kawasan ini menarik,” ujar Ma Tieying, analis DBS dalam laporan berjudul “Japan: rising direct investment in Southeast Asia”.
Investasi Jepang di Asia juga terlihat dari sejumlah proyek infrastruktur ASEAN yang dikerjakan perusahaan Jepang antara lain, jembatan Neak Loeung yang menghubungkan Kamboja-Vietnam. Proyek yang digarap Sumitomo Mitsui Construction itu menghabiskan biaya sekitar US$ 130 juta. (Baca juga : Peran Jepang dan Tiongkok Dorong Pertumbuhan ASEAN)
Selain itu, Sumitomo juga mengerjakan pembangunan jembatan Second Thai-Lao yang menghubungkan Laos dan Thailand, dengan kebutuhan dana US$ 70 juta.
Jepang juga akan membangun jaringan kereta sepanjang 874 kilometer yang menghubungkan Kamboja dan Myanmar melalui Thailand. Di samping juga pembangunan jaringan mass rapid transit (MRT) di Thailand.
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More