Ia berharap, ke depan sektor manufaktur bisa menjadi pendorong utama arus investasi ke Tanah Air, seiring dengan masih lemahnya sektor komoditas. “Data investasi di 2 tahun terakhir sebenarnya cukup stabil sekitar 6 persen. Tapi manufaktur masih melemah. Nah ini yang kita harap bisa membaik,” imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Investasi Jadi Motor Baru Perekonomian
Membaiknya pertumbuhan ekspor juga merupakan satu hal yang positif. Kontribusi dari net ekspor untuk GDP growth diperkirakan akan naik tahun ini. Sementara dari sisi impor, arus masuk barang modal juga menunjukkan pembaikan di akhir 2016.
“Jadi, hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa kami melihat akan adanya pertumbuhan GDP yang lebih tinggi di tahun 2017. Dengan membaiknya fundamental ekonomi, kami melihat kemungkinan besar kalau S&P akan menaikkan credit rating Indonesia pada tahun ini,” tandas Gundy. (*)
Page: 1 2
Jakarta – Bukan kaum hawa saja yang bersolek untuk mempercantik diri, tetapi perusahaan-perusahaan terbuka pun… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan munculnya fenomena judi online (judol) telah menimbulkan tersedotnya daya… Read More
Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam mencegah… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mendukung kebijakan solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Palestina yang… Read More
Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Hashim Djojohadikusumo berhasil memikat pendanaan… Read More
Jakarta - Agung Podomoro Group (APG) mencatat penjualan hunian di Kota Podomoro Tenjo mencapai 6.400… Read More