Ia berharap, ke depan sektor manufaktur bisa menjadi pendorong utama arus investasi ke Tanah Air, seiring dengan masih lemahnya sektor komoditas. “Data investasi di 2 tahun terakhir sebenarnya cukup stabil sekitar 6 persen. Tapi manufaktur masih melemah. Nah ini yang kita harap bisa membaik,” imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Investasi Jadi Motor Baru Perekonomian
Membaiknya pertumbuhan ekspor juga merupakan satu hal yang positif. Kontribusi dari net ekspor untuk GDP growth diperkirakan akan naik tahun ini. Sementara dari sisi impor, arus masuk barang modal juga menunjukkan pembaikan di akhir 2016.
“Jadi, hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa kami melihat akan adanya pertumbuhan GDP yang lebih tinggi di tahun 2017. Dengan membaiknya fundamental ekonomi, kami melihat kemungkinan besar kalau S&P akan menaikkan credit rating Indonesia pada tahun ini,” tandas Gundy. (*)
Page: 1 2
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More