Pasar Modal

Investasi Ilegal Masih Marak, OJK Terus Tingkatkan Literasi Pasar Modal

Jakarta – Dengan semakin canggihnya teknologi, serta semakin banyaknya tawaran investasi yang beredar di masyarakat terutama melalui dunia digital. Ancaman investasi ilegal ataupun penipuan berkedok investasi juga semakin marak ditemukan.

Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Self-Regulatory Organization (SRO) terus berikan dukungan untuk meningkatkan literasi pasar modal, khususnya generasi muda.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Inarno Djajadi, menghimbau kepada masyarakat yang ingin melakukan transaksi di pasar modal, untuk mempelajari dan memahami terlebih dahulu terkait produk investasi yang ditawarkan.

“Di samping itu, gunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan, dan jangan menggunakan pinjaman, apalagi pinjaman online ilegal untuk bertransaksi di Pasar Modal,” ucap Inarno dalam keterangannya dikutip 5 Oktober 2022.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan perlindungan investor, OJK juga akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat, melakukan pengembangan Notasi Khusus dan papan pemantauan khusus di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kemudian juga mengimplementasikan Disgorgement dan Disgorgement fund dan optimalisasi dana perlindungan pemodal, serta terus melakukan tindakan supervisory action dan penegakan hukum atas terjadinya pelanggaran peraturan di bidang pasar modal.

Adapun dalam kunjungan kerja OJK di Medan, Sumatera Utara sebagai rangkaian kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2022.

Acara tersebut digelar untuk memperkuat engagement antara calon emiten potensial di daerah Sumatera Utara dengan OJK, BEI, perusahaan sekuritas dan pihak terkait lainnya dalam rangka memperkenalkan pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan yang potensial.

Baca juga: Baru 15%, OJK Terus Genjot Literasi Pasar Modal Syariah 

Diketahui, khusus di wilayah Sumatera Utara, OJK mencatat bahwa jumlah investor Pasar Modal mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan, dari semula 343.303 SID pada akhir 2021, meningkat 30,41% menjadi 447.712 SID pada 30 September 2022.

Dengan jumlah penduduk sebesar 14,93 juta dan jumlah usia produktif mencapai 69,10% atau sekitar 7,51 juta, tentunya Provinsi Sumatera Utara masih sangat berpotensi untuk terus meningkatkan jumlah investor di pasar modal. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Tingkatkan Standar Privasi Tertinggi, Allianz Life Indonesia Raih ISO 27701

Jakarta - Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia meraih sertifikasi terkait keamanan data pribadi,… Read More

2 hours ago

Bank Indonesia Pastikan Libur Operasional di Hari Pilkada 27 November 2024

Jakarta – Kegiatan operasional Bank Indonesia ditiadakan pada hari Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Rabu, 27… Read More

2 hours ago

KPEI Catat Transaksi CCP PUVA Capai USD168 Juta per Akhir Oktober 2024

Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More

8 hours ago

Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More

8 hours ago

OJK: Peringkat Corporate Governance RI Masih di Bawah Vietnam

Jakarta - Meski masuk jajaran negara G-20 atau negara dengan ekonomi terbesar, Indonesia rupanya masih… Read More

8 hours ago

Gapensi Tolak Keras PPN 12 Persen: Bisa Perlambat Proyek Pemerintah

Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi… Read More

9 hours ago