Nasional

Investasi EBT Rp3.000 Triliun Diproyeksi Sumbang Ekonomi 1 Persen per Tahun

Poin Penting

  • Pemerintah dan PLN mempercepat transisi energi dengan fokus pada pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT)
  • RUPTL 2025–2034 menetapkan dominasi EBT sebesar 69,5 GW atau 76 persen dari penambahan kapasitas pembangkit
  • Investasi EBT Rp3.000 triliun diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 1 persen per tahun.

Jakarta – Pemanasan global kini menjadi isu krusial. Pemerintah Indonesia pun menaruh perhatian terhadap hal tersebut dengan melakukan transisi energi, dari berbasis fosil ke era baru terbarukan (EBT).

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu dalam  Electricity Connect 2025 yang resmi dibuka pada 19 November 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).

Menurutnya, transisi energi ini sabagai upaya untuk mewujudkan kemandirian energi dengan memanfaatkan kekayaan sumber EBT domestik. Namun, dalam penerapannya ada hal yang perlu diperhatikan, yakni adanya trilema energi.

“Yang pertamanya adalah security, kita harus memberikan listrik yang cukup kepada seluruh lapisan masyarakat. Dan yang kedua adalah listrik tersebut harus affordable atau terjangkau. Dan yang ketiga adalah sustainability, berkesinambungan. Jadi, kita harus mendorong EBT ke sistem kita semuanya,” jelas Jisman dalam pembukaan Electricity Connect 2025.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN sebagai pengemban mandat kelistrikan nasional telah menyiapkan peta jalan transisi energi Indonesia dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.

Kata Darmawan, dalam RUPTL paling hijau sepanjang sejarah tersebut, PLN bersama dengan pemerintah telah menetapkan pembangunan pembangkit akan didominasi oleh EBT, yakni sebesar 69,5 Gigawatt (GW) atau sekitar 76 persen dari total penambahan kapasitas pembangkit.

Baca juga: Pemanfaatan EBT Masih Minim, Kadin Dorong UMKM Lakukan Hal Ini

Lebih lanjut Ia memaparkan bahwa, untuk mengakomodasi masuknya listrik EBT ke dalam sistem kelistrikan nasional, RUPTL telah menetapkan pembangunan 48.000 kilometer sirkuit (kms) transmisi dan 109.000 MPH gardu induk, dengan kebutuhan total investasi yang diperkirakan mencapai Rp3.000 triliun.

“Tentu saja dengan adanya transisi energi ini kita akan dapat memberikan energi bersih yang berharga, dengan biaya pokok produksi diharapkan semakin menurun. Dan dalam proses itu, kita beralih dari energi fosil yang basisnya impor EBT domestik sehingga meningkatkan ketahanan energi,” ucapnya.

Investasi EBT Diproyeksi Sumbang Ekonomi 1 Persen

Selanjutnya, Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari menyoroti besarnya peluang ekonomi dalam rencana penambahan kapasitas pembangkit EBT. Dengan total nilai investasi Rp3.000 triliun dalam 10 tahun, agenda ini diharapkan dapat berkontribusi hingga 1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional setiap tahunnya.

“Sekali lagi, energi ini sangat vital karena nanti ini perlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen, gak ada cerita pertumbuhan ekonomi 8 persen tanpa kelistrikan yang kuat,” imbuh Qodari.

Menggapai hal tersebut, Ketua Panitia Pelaksana Electricity Connect 2025 sekaligus Sekretaris Jenderal
Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), Arsyadany G. Akmalaputri, mengatakan Electricity Connect 2025 membuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk para pemangku kebijakan dan pelaku industri sektor energi membangun kemitraan dan investasi untuk memperkuat ekosistem EBT di kawasan Asia, khususnya Indonesia.

Untuk itu, Electricity Connect 2025 menggelar berbagai kegiatan yang meliputi plenary sessions, panel discussion, thematic discussions, high-level dialogues, knowledge hub, workshop, serta penandatanganan nota kesepahaman, supplier gathering, dan one-on-one meeting.

Baca juga: MIND ID Perkuat Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit

Arsya mengatakan bahwa panitia juga telah menyiapkan pameran yang diikuti oleh 94 exhibitor pelaku industri bidang ketenagalistrikan yang akan menampilkan terobosan teknologi paling mutakhir dari bidangnya.

“Kami optimis agenda Electricity Connect tahun ini akan berjalan sukses dan membuka lebih banyak pintu kolaborasi dan inovasi dari para pemangku kebijakan dan pelaku industri. Sama seperti tahun lalu, Electricity Connect 2025 merupakan Net Zero Emission event di mana seluruh jejak karbon yang sudah ditinggalkan ditukar dengan Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca,” pungkas Arsyadany. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

45 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

2 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

2 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

3 hours ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

3 hours ago

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

3 hours ago