”Tapi Presiden Joko Widodo berharap pertumbuhan kredit ke level yang lebih dekat 12 persen dibanding 9 persen, tapi itu sangat bergantung pada kepercayaan sektor usaha,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis, 26 Januari 2017.
Lebih lanjut dia meyakini, pertumbuhan kredit double digit di tahun ini bisa tercapai seiring adanya tren harga komoditas yang mulai menanjak, yang jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan adanya kegiatan perdagangan internasional yang mulai meningkat. “Kalau dilihat dari itu, maka meraih pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari tahun lalu cukup besar,” ucapnya.
(Baca juga: Survei Perbankan, Pertumbuhan Kredit 13,1% di 2017)
Selain pertumbuhan kredit, kata Sri Mulyani, surat utang dari perusahaan swasta yang diminati investor lokal serta asing serta simpanan masyarakat di lembaga keuangan menjadi sentimen positif bagi perekonomian dalam negeri.
“Tentu dalam hal imbal hasilnya harus menggambarkan dari sisi return dan risiko yang seimbang,” paparnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More
Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More
Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono turun tangan mengatasi kisruh yang membelit Koperasi Produksi Susu… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) menyakini proses kelompok usaha bank… Read More
Jakarta – MUFG Bank Cabang Jakarta, berhasil mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2024. Berdasarkan… Read More