News Update

Intensitas Perang Dagang Meningkat, Pemerintah Siapkan Langkah Jangka Menengah

Jakarta – Guna meredam gejolak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang intensitasnya makin tinggi, pemerintah terus menyiapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak dari perang dagang yang diperkirakan tidak akan selesai dalam waktu singkat karena kondisinya yang semakin sulit ditebak.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Menurutnya, selama ini pemerintah tidak tinggal diam. Berbagai kebijakan sudah dijalankan, dan akan terus diperbarui demi merespon perubahan kondisi global.

“Oleh karena itu kita harus menyiapkan langkah-langkah untuk jangka menengah tidak lagi sekedar jangka pendek. Apa saja itu yaa tunggu saja kita akan jelaskan,” ujarnya.

Ketidakpastian perang dagang tidak hanya menganggu Indonesia. Secara global, kata dia, perekonomian dunia juga mengalami tekanan dari perang dagang, meskipun dampaknya tidak hanya dirasakan satu atau dua sektor saja. “Ekonomi dunia diperkirakan turunnya gak banyak, tapi ada. Karena kita terganggu capital flow-nya,” ucapnya.

Intensitas perang dagang AS-China yang meningkat, telah memberikan sentimen negatif ke pasar keuangan Indonesia. Hal ini tercemin pada kondisi nilai tukar rupiah yang terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Bahkan, pada pembukaan perdagangan hari ini, rupiah dibuka melemah 11 poin atau 0,07 persen di level Rp15.190 per dolar AS.

Aliran modal asing yang keluar dari Indonesia juga menjadi salah satu penyebab rupiah mengalami pelemahan. Untuk itu, upaya menjaga agar arus dana tetap berada di Indonesia, salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate oleh Bank Indonesia (BI) yang saat ini menjadi sebesar 5,75 persen.

Dari sisi pemerintah sendiri, berbagai kebijakan untuk merespon gejolak global juga telah dilakukan di antaranya yakni dengan menjalankan kebijakam B20 untuk mengurangi impor migas, menaikan pajak PPh22 untuk 1.147 barang impor, hingga menarik devisa hasil ekspor (DHE) ke dalam negeri dan mengkonversinya ke rupiah. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

10 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

10 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

12 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

12 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

15 hours ago