Jakarta – Perusahaan riset dan konsultasi bisnis yang berpusat di Singapura, Spire Research and Consulting mengumumkan telah terintegrasi penuh dengan YAMADA Consulting Group (YCG). Perusahaan konsultasi bisnis global asal Jepang, YCG sendiri sudah mengakuisisi Spire pada 2016 lalu.
Integrasi Spire ke YCG ditindaklanjuti dengan rebranding. Kini Spire Research and Consulting bersalin nama menjadi YAMADA Consulting & Spire (Y&S) dengan kantor pusat regional di Singapura.
Sejak didirikan di Singapura pada April 2000, Spire membantu banyak perusahaan Fortune 1000, perusahaan multinasional, dan lembaga pemerintah di berbagai negara. Spire mengoperasikan 11 kantor layanan, antara lain Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, China, Jepang, India, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Pada 2020, Spire membuka kantor layanan di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).
Baca juga: Laporan Talent Acquisition Insights 2024: 69 Persen Perusahaan di RI Bekukan Perekrutan
Sedangkan YCG adalah perusahaan konsultan bisnis yang didirikan di Tokyo, Jepang pada Juli 1989. Layanan YCG antara lain penguatan strategi pertumbuhan bisnis, suksesi bisnis, merger dan akuisisi (M&A), manajemen properti, restrukturisasi keuangan, dan uji tuntas bisnis.
YCG Terdaftar di Bursa Efek Tokyo dan melayani klien dari bermacam sektor industri, seperti manufaktur, teknologi, telekomunikasi, transportasi, ritel, energi, dan lain sebagainya. Sejak 2020, YCG telah bermitra dengan Clairfield International, penasihat M&A terkemuka di Eropa.
Ryosuke Funayama, CEO Y&S yang juga Executive Officer dan Head of Global Business Development YCG, mengatakan, integrasi Spire dengan YCG menjadi Y&S akan membantu perusahaan menyediakan layanan yang terdiversifikasi dan berkualitas tinggi kepada tiga target pasar atau klien.
“Tiga target pasar atau klien itu, antara lain perusahaan Jepang yang ingin tumbuh di kawasan Asia Pasifik, perusahaan multinasional yang hendak memanfaatkan peluang di Asia Pasifik, dan perusahaan Asia Pasifik yang mau memultinasionalkan bisnisnya,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin, 29 April 2024.
Integrasi ini diklaim akan membuat Y&S dikenal bukan hanya sebagai perusahaan riset pasar (market research) dan penasihat pertumbuhan (growth advisory), tapi juga ahli dalam konsultasi M&A (M&A advisory).
Baca juga: Riset Mekari: Sebanyak 62 Persen Perusahaan di RI Berpotensi Adopsi AI
“Dengan integrasi ini, kini klien-klien kami akan memperoleh manfaat dari keahlian khusus di setiap langkah, mulai dari merumuskan strategi hingga fase penting untuk mewujudkannya, secara lebih efektif dan efisien dalam satu panduan dari satu perusahaan, yaitu Y&S,” tambah Jeffrey Bahar, COO Y&S.
Sebagai informasi, Y&S didukung oleh 1.071 staf profesional yang tersebar di 24 kantor layanan di 11 negara (termasuk staf YCG). Secara akumulasi, perusahaan ini sudah mengerjakan lebih dari 2.000 proyek dengan klien-klien yang tersebar di lebih dari 110 kota di 35 negara. (*) Ari Astriawan.
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More