Jakarta – Masa pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi industri keuangan, tak terkecuali bagi holding bank perkreditan rakyat (BPR) Modern Multiartha. Meski begitu, holding yang menaungi 10 BPR di bawahnya ini tetap optimis dan terus mengembangkan strategi untuk bertahan di tengah persaingan
Lieke Sofiar selaku Direktur Utama lModern Multiartha menuturkan berbagai tantangan yang dihadapi khususnya bagi industri BPR terutama dari sisi teknologi yang sudah semakin canggih, sumber daya manusia (SDM), dan tuntutan untuk berinovasi.
“Mengingat bukan hanya seluruh bisnis di perbankan di seluruh industri sudah banyak perkembangan teknologi yang bisa memberikan solusi tambahan atau layanan baru pada nasabah tentunya kalau kita ingin tetap kompetitif kita harus mengikuti perkembangan teknologi, sehingga mempunyai inovasi serta perencanaan jangka menengah dan jangka panjang,” ujar Lieke Sofiar, kepada Infobank, Rabu, 13 April 2022.
Selain itu, lanjut dia, dari sisi SDM tentunya harus meningkatkan kualitas SDM yang kompeten, sehingga bisa mendapatkan dan mempertahankan SDM yang berkualitas. “Mungkin secara garis besarnya kurang lebih tiga point yaitu SDM, teknologi dan selalu berinovasi,” ucap dia.
Holding BPR Modern Multiartha juga telah melakukan berbagai kerjasama dengan bank umum untuk mempermudah nasabah dalam bertransaksi, seperti kolaborasi dalam bidang tekonologi yaitu jaringan ATM.
“Kami ada melakukan kolaborasi dengan bank umum dari sisi financing memperoleh dana fundingnya dalam sisi pinjaman executing kami juga melakukan kolaborasi dari sisi teknologi contohnya kami sedang menjajaki dengan bank umum untuk menjadi bank induk dalam kerjasama ATM agar ATM BPR kami bisa terhubung dengan jaringan ATM bank umum, kemudian ada juga kerjasama dalam bentuk host to host dimana kami melakukan kerjasama agar nasabah-nasabah BPR kami bisa langsung transfer dana ke bank umum yg ada di Indonesia,” tambah, Lieke Sofiar.
Dengan adanya berbagai kolaborasi tersebut, kinerja BPR yang berada di bawah naungan Modern Multiartha secara konsolidasi pun tumbuh. Di 2021, total aset secara konsolidasi tumbuh 10% secara tahunan menjadi Rp6,7 triliun. Laba juga mengalami pertumbuhan 15% dibanding tahun 2020.
Holding BPR Modern Multiartha berkomitmen untuk menjangkau masyarakat menengah bawah. Menurut Lieke, BPR memiliki keunggulan untuk mencapai daerah-daerah di pelosok Indonesia yang tidak dimiliki oleh bank umum, dengan pendekatan melalui local knowledge. Saat ini, BPR yang berada di bawah holding Modern Multiartha telah tersebar di 10 wilayah di Indonesia yaitu Ambon, Jayapura, Palu, Semarang, Ternate, Manokwari, Kupang, Makassar, Kendari dan Manado. (*) Irawati
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More