News Update

Inklusi Keuangan Tak Lagi Cukup, Kini Saatnya Inklusi Ekonomi

Jakarta – Di era pandemi, pola transaksi ekonomi telah bergeser dari cara-cara konvensional ke platform digital. Hal ini dibuktikan melalui peningkatan yang signifikan di transaksi e-commerce, digital banking, dan uang elektronik atau electronic money (e-money). Selain itu, inklusi ekonomi dan keuangan pun dapat lebih diperdalam.

Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Fillianingsih Hendrata dalam webinar “Peran Teknologi Digital untuk Mendukung Keuangan Inklusif & Pemberdayaan UMKM”, yang diselenggarakan Infobank, Jumat (22/1) mengatakan, salah satu peluang kemajuan teknologi adalah digitalisasi yang bisa meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan.

“Teknologi baru, solusi yang inovatif, dan adanya new player, menawarkan berbagai kemudahan. Artinya produk dan jasa yang ditawarkan menjadi customer centric,” ujar Fillianingsih.

Terkait dengan inklusi keuangan, Fillianingsih menjelaskan, dulu parameternya adalah seseorang sudah memiliki rekening lembaga keuangan formal seperti bank atau telah menggunakan instrumen pembayaran nontunai. Tapi sekarang, parameter itu sudah tidak lagi cukup. Yang diharapkan adalah munculnya inklusi ekonomi. Maksudnya, jika seseorang sudah memiliki rekening lembaga keuangan dan menggunakan instrumen pembayaran nontunai, selanjutnya ia bisa mendapat akses pembiayaan yang sustain dan formal.

“Inilah yang kami inginkan. Munculnya inklusi ekonomi dan keuangan,” tandas Filianingsih.

Sementara, Josephus K. Triprakoso, Senior Executive Vice President Micro and Consumer Finance Bank Mandiri, di kesempatan yang sama, mengamini apa yang disampaikan Fillianingsih. Menurutnya saat ini sedang terjadi shifting dalam hal kegiatan keuangan, dari konvensional menjadi digital. Dan hal ini, memberi andil dalam semakin dalamnya inklusi keuangan di tanah air.

“Jadi memang dengan adanya pandemi, pergeseran ke arah digital menjadi lebih cepat,” kata Josephus.

Dalam kondisi pandemi ini, lanjut Josephus, terutama untuk UMKM, ada sejumlah inisiatif yang dilakukan Bank Mandiri untuk memperdalam inklusi ekonomi dan keuangan, termasuk salah satunya adalah pendampingan untuk UMKM dan merubah proses bisnis menjadi digital.

“Ada beberapa hal yang menjadi peran kita, salah satunya adalah pendampingan kepada UMKM. Dan kalau bicara inklusi ekonomi dan keuangan secara normal, Bank Mandiri sudah punya hampir 2.500 cabang, 80 ribu agen tersebar di seluruh Indonesia. Kalau bicara penetrasi, kita sudah lakukan penetrasi inklusi ekonomi dan keuangan secara masif, termasuk dalam hal dukungan permodalan mikro produktif,” pungkas Josephus. (*) Ari Nugroho

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

7 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

8 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

11 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

11 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

12 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

14 hours ago