Categories: Nasional

Ini Usulan Bank Dunia Atasi Ketimpangan Kemiskinan RI

Jakarta–Pemerintah Indonesia telah mengundang Bank Dunia untuk memaparkan ketimpangan kemiskinan dan kebijakan anggaran. Hal tersebut disampaikan Bank Dunia yang diwakili oleh Direktur Regional World Bank Indonesia, Rodrigo Chaves, di Istana Negara, Jakarta, Senin 14 Desember 2015. Dari hasil pemarapan tersebut, pemerintah merumuskan kesimpulan atas masukan Bank Dunia bahwa Indonesia perlu melakukan sinkronisasi dalam membuat perencanaan pembangunan pada level nasional, kemudian level provinsi dan level kabupaten.

“Salah satu hal yang akan dilakukan adalah membuat Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) pada tingkat provinsi dan Bapedda pada tingkat kota/kabupaten ini ke depan koordinasinya akan dilakukan perbaikan,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.

Untuk itu, pemerintah akan segera melakukan sinkronisasi pada Bappenas. “Karena perencanaan nasional ada pada Bapesnas, dan saat ini setelah adanya yudisial review dari Mahkamah Konstitusi (MK) tidak ada lagi satuan tiga di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), sehingga satuan tiga dalam kontrol pemerintah dalam hal ini Bappenas” jelas dia.

Selanjutnya, tambah Pramono Anung, Bappenas akan bersama-sama dengan Bappeda dan tingkat provinsi hingga pada tingkat kabupaten memiliki program yang kesinambungan. “Apa lagi sekarang dana yang cukup besar yang akan disalurkan pemerintah misalnya untuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) Rp 120 triliun dengan suku bunga hanya 9% termasuk dana desa yang cukup besar,” papar Pramono.

Saat ini, data yang dimiliki pemerintah dari kementrian maupun kelembagaan diakui masih terdapat perbedaan. Misalnya, data tentang hasil survei kemiskinan antara BPS (Badan Pusat Statistik) dengan lembaga survei lainnya itu berbeda. “Nah untuk itu akan dilakukan satu pintu, sehingga dengan demikian akan memudahkan bagi pemerintah untuk ke depannya,” kata dia.

Dengan upaya tersebut, diharapkan, pemerintah baik daerah maupun pusat, kementerian maupun non kementerian mampu menemukan solusi atas permasalahan kemiskinan yang masih melanda Indonesia.“Harapannya betul-betul ini sampai ke tingkat bawah dan ini bisa membuat atau memperkecil ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin,” pungkas Pramono.(*) Ria Martati

Apriyani

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

1 hour ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

7 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

8 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

8 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

9 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago