Keuangan

Ini Tantangan Pembiayaan Hijau Menurut OJK

Jakarta– Pengembangan pembiyaan ramah lingkungan di Indonesia diakui masih menghadapi berbagai tantangan. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan sedikitya ada lima tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pembiayaan ramalh lingkungan.

Satu, kekurangan kapasitas pada institusi keuangan untuk mengidentifikasi risiko-risiko sosial dan lingkungan. Pada akhirnya, lembaga keuangan akan kurang memiliki kesadaran akan risiko-risiko tersebut, sebagai konsekuensinya proses mitigai risiko akan kurang.

Kedua, kurangnya kesadaran lembaga keuangan yang disebabkan oleh tingginya risiko dan kurangnya insentif Pemerintah untuk proyek-proyek ramah lingkungan. Selain itu tidak adanya konsensus pemangku kepentingan untuk konsep “hijau” dan “non hijau”.

Ketiga, ketidaksesuaian tempo pembiayaan karena proyek-proyek ramah lingkungan biasanya merupakan proyek jangka panjang. Sementara pinjaman dari bank biasanya merupakan pinjaman dari bank biasanya merupakan pinjaman jangka pendek.

Keempat, kurangnya informasi akan proyek-proyek ramah lingkungan. Jumlah proyek-proyek ramah lingkungan biasanya masih kurang memadai dan hanya merupakan salah satu fase bisnis.

Kelima,  kurangnya kapasitas sektor perbankan dalam mendukung proyek-proyek ramah lingkungan karena kurang populernya isu-isu tersebut. Indonesia menurutnya telah menyadari pentingnya pembiayaan hijau untuk kesejahteraan bangsa.

“Kami menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi ke depan tidak bisa berkelanjutan tercapai kecuali kita mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan,” kata Muliaman dalam acara High-Level Policy Dialogue for Advancing Islamic Finance and Impact Invesment, dalam rangkaian 41st IDB Group Annual Meeting di Jakarta, Senin 16 Mei 2016.

Menurutnya OJK telah mengambil beberapa inisiatif untuk memajukan sustainable financing di Indonesia. “Pada 2015 kita bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup telah meluncurkan Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2019, Inti tujuan fundamental roadmap tersebut adalah untuk mendorong seluruh lembaga keuangan yang diawasi OJK untuk mengadopsi prinsip-prinsip pembiayaan berkelanjutan,”kata Muliaman.

Beberapa inisiatif yang telah dimuat dalam roadmap tersebut Antara lain soal green banking, peningkatan pembiayaan untuk sektor ramah lingkungan, menciptakan green index, penerbitan sukuk dan obligasi hijau, desain produk asuransi ramah lingkungan, dan pengembangan index berkelanjutan untuk perusahaan ramah lingkungan.(*)

Editor : Apriyani K

admin

Recent Posts

Bank Mega Syariah Bakal Luncurkan Produk Cicil Emas Tahun Ini

Jakarta - PT Bank Mega Syariah menyebutkan akan meluncurkan produk cicil emas secara digital pada… Read More

34 mins ago

Riset Ipsos: Gen Z dan Milenial Paling Aktif Gunakan Layanan Keuangan Digital

Jakarta - Perusahaan riset pasar Ipsos telah melakukan studi bertajuk "Studi Perilaku dan Kepuasan Konsumen… Read More

46 mins ago

Trump Kerek Tarif Minuman Beralkohol Uni Eropa, Perang Dagang Kian Sengit

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memperketat kebijakan perdagangannya dengan memberlakukan tarif… Read More

1 hour ago

Hanya Android, Pengguna Iphone Belum Bisa Gunakan QRIS Tap, Ini Alasannya

Jakarta - Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan Quick Respons Indonesian Standard (QRIS) Tap berbasis Near Field… Read More

2 hours ago

Bank Mega Syariah Prediksi Transaksi Digital Tumbuh 70 Persen Selama Lebaran 2025

Jakarta - PT Bank Mega Syariah memperkirakan transaksi digital melalui M-Syariah Mobile Banking App akan… Read More

2 hours ago

QRIS Tap Resmi Meluncur, Bayar Kini Cukup Tempelkan HP

Jakarta – Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan Quick Respons Indonesian Standard (QRIS) Tap berbasis Near Field Communication (NFC).… Read More

2 hours ago