Jakarta – CEO TikTok Shou Zi Chew tengah disorot usai dirinya hadir dalam pertemuan parlemen Amerika Serikat (AS) baru-baru ini. Kemunculannya dalam rapat tersebut terkait ancaman pemblokiran TikTok di Negeri Paman Sam.
Dalam pertemuan tersebut, Chew berulang kali menegaskan perusahaannya dalam hal ini TikTok dan ByteDance sebagai induk perusahaan tidak terkait dengan pemerintah China.
Ia pun membantah tudingan parleman AS jika TikTok membagikan data dan mempunyai koneksi dengan Partai Komunis China. Pemerintah AS pun menudinh Shou Zi Chew sebagai agen rahasia China.
Chew sendiri mengaku bukan orang China. Dirinya berasal dari Singapura. Pria 40 tahun itu diketahui memiliki portofolio moncer sebelum duduk menjadi orang nomor 1 di TikTok.
Dinukil The Guardian, Minggu (26/3), Chew berasal dari keluarga sederhana. Sang ayah bekerja di sebuah perusahaan konstruksi, sedangkan ibunya di bidang administrasi.
Menariknya, ia pernah menjalankan program wajib militer di angkatan bersenjata Singapura. Saat itu, dirinya pernah bertahan hidup selama lima hari di hutan Kalimantan. Pengalaman tersebut menjadi momen paling melelahkan dalam hidupnya.
Di bidang akademik, Chew meraih gelar sarjana ekonomi di University College London pada 2006. Dirinya lantas melanjutkan pendidikan di Harvard Business School untuk meraih gelar MBA pada 2010.
Dalam sebuah unggahannya di situs web almamater Harvard, semasa kuliah Chew pernah bekerja di sebuah startup bernama Facebook sebelum media jejaring sosial tersebut resmi dirilis pada 2012.
Setelah lulus, ia menapaki karier sebagai banker selama 2 tahun di Goldman Sachs sebelum akhirnya bekerja di perusahaan investasi milik miliarder Yuri Milner bernama DST. Di sana, dirinya memimpin tim investor awal ByteDance, induk TikTok, pada 2013.
Dua tahun berselang, pada 2015 dirinya bergabung dengan perusahaan raksasa smarthone asal China, Xiaomi sebagai Kepala Keuangan. Menariknya, posisi tersebut diraih saat berusia 32 tahun. Chew sukses mengamankan pembiayaan penting dan membantu perusahaannya go publik pada 2018.
Langkah tersebut menjadi salah satu IPO teknologi terbesar di negara China dalam sejarah. Dia kemudian diangkat menjadi International Business President di Xiaomi pada tahun 2019.
Setelah berkarier di Xiaomi, Chew kemudian pindah ke ByteDance. Di sana, ia ditawari langsung oleh pendiri ByteDance, Zhang Yiming, sebagai Chief Financial Officer pertama ByteDance pada 2021.
Dua bulan berselang, Chew diangkat menjadi Chief Execitive Officer (CEO), menggantikan kepergian mendadak mantan eksekutif Disney, Kevin Mayer, yang mundur dari TikTok setelah bekerja selama tiga bulan.
Pada akhir November, Chew fokus membenahi Tiktok. Dirinya juga meninggalkan posisinya sebagai CFO Bytedance.
Menurut laporan New York Times, posisinya di Tiktok tidak terlalu berpengaruh kepada seluruh operasional perusahaan.
Mantan eksekutif Tiktok dan Bytedance menyebut, kekuasaan Chew membuat keputusan terbatas jika kendali perusahaan masih dipegang penuh oleh pendiri ByteDance Zhang Yiming. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More
Jakarta – Menjelang akhir 2024, PT Hyundai Motors Indonesia resmi merilis new Tucson di Indonesia. Sport Utility Vehicle (SUV)… Read More
Jakarta - Romy Wijayanto, Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI menerima penghargaan sebagai Most Popular… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menegaskan peran strategis koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), dalam… Read More