News Update

Ini Respon Menkeu Soal Realisasi Anggaran Kesehatan yang Lambat

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyoroti rendahnya realisasi belanja kementerian di bidang kesehatan dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6) yang baru diunggah oleh Sekretariat Presiden di Youtube pada Minggu (28/6).

Presiden Jokowi nampak jengkel kepada jajaran menterinya karena anggaran tersebut seharusnya bisa segera cair untuk membiayai tunjangan bagi dokter dan tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan Covid-19 serta kebutuhan lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani membantah jika realisasi anggaran yang masih rendah semata-mata hanya tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Menurutnya, anggaran kesehatan tersebut merupakan total pagu untuk pos lainnya di bidang kesehatan, mulai dari insentif tenaga medis hingga insentif perpajakan di bidang kesehatan.

“Ada yang berpresepsi anggaran kesehatan baru cair sedikit karena tanggung jawab Kementerian Kesehatan. Sebetulnya enggak juga, karena ada jalurnya, dari Rp 87,5 triliun ada yang bentuknya insentif pajak ke rumah sakit jasa kesehatan,” ujar Sri Mulyani dalam video conference BNPB di Jakarta, Selasa 30 Juni 2020.

Dirinya menegaskan bahwa anggaran di bidang kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antarkementerian dan lembaga.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan, bahwa anggaran kesehatan hingga saat ini baru terealiasi 4,68% atau sekitar Rp4,09 triliun dari pagu Rp87,5 triliun. Realisasi ini dinilai masih sangat kecil jika melihat fokus pemerintah saat ini untuk menangani pandemi virus corona.

Adapun anggaran kesehatan Rp87,5 triliun tersebut selain digunakan untuk intensif belanja tambahan bagi tenaga kesehatan, namun juga untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) tahap awal hingga diberikan dalam bentuk BPJS Kesehatan.

“Kita semua tahu, langkah-langkah di bidang kesehatan ada Kemenkes, Gugus Tugas nasional, daerah, dan tanggung jawab bersama,” jelasnya.

Namun demikian, Sri Mulyani memastikan, bahwa seluruh anggaran tersebut akan terus dipantau agar belanja pemerintah semakin efektif dan tepat sasaran. Sehingga hal ini dapat memberikan ketahanan di bidang sosial dan ekonomi masyarakat. (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

14 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

14 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

15 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

16 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

16 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

17 hours ago