Internasional

Ini Rahasia Ekonomi Rusia Tetap Tangguh Meski Didera Sanksi AS dan Eropa

Jakarta – Meski Amerika Serikat dan Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia pasca invasi ke Ukraina, namun perekonomian Moskow tetap tangguh.

Padahal hampir 15 ribu sanksi diberikan terhadap pemerintahan Rusia, baik perorangan dan perusahaan. tangguhnya ekonomi Moskow karena adanya bantuan militer dari Korea Utara dan Iran. Selain itu, adanya beberapa rekayasa kreatif Rusia.

“Rusia cukup kreatif dalam memanfaatkan semi-konduktor dari mesin seperti lemari es atau barang-barang rumah tangga lainnya. Mereka mencabut semi-konduktor dan chip pada barang-barang rumah tangga, lalu menggunakannya untuk peralatan militer,” kata Analis Klaus Larres di Wilson Center, dikutip VOA Indonesia, Selasa (12/3).

Baca juga : Peran Bank Skala Global Menjadi Krusial di Tengah Perlambatan Ekonomi

Ia membeberkan, banyak perusahaan turut memboikot Rusia. Mulai dari merek Prada hingga IKEA dan LG. Lebih dari seribu merek membatasi kegiatan bisnis mereka di Rusia atau meninggalkan negara itu.

Hebatnya, Rusia bisa mengatasi semuanya hal tersebut. Salah satunya kata dia dengan memperkuat hubungannya dengan China. Ekspor China ke Rusia tumbuh lebih dari 120 persen sejak tahun 2021. Sebagai imbalannya, minyak Rusia mengalir ke China.

“Dari sudut pandang China, ada sisi ekspor dan impor. Dari sisi impor, mereka menjadi konsumen minyak dan batu bara Rusia terbesar di dunia,” tambah Kenneth Pomeranz dari University of Chicago

Seperti diketahui, sanksi negara-negara Barat telah membekukan aset Bank Sentral Rusia, menetapkan batas harga minyak Rusia, dan menutup wilayah udara UE untuk pesawat Rusia. Namun perekonomian Rusia terus tumbuh.

Baca juga : Begini Cara Putin Perkuat Pasukan Operasi Khusus Rusia

“Kita perlu memuji Bank Sentral Rusia karena meskipun cadangan devisanya di luar negeri dibekukan, Bank Sentral tetap mampu menangani berita itu dan dengan cepat mengambil sejumlah langkah guna memperbaiki situasi,” jelas Vladimir Dashkeev dari Seattle Univercity.

Rusia juga menghindari sanksi dengan membawa barang-barang dari negara-negara barat melalui negara-negara tetangga seperti Georgia, Belarus dan Kazakhstan.

Meskipun ada sanksi, Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Rusia untuk tahun ini, dari 1,1% menjadi 2,6%. 

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Milenial Merapat! Begini Cara Mudah Memiliki Rumah Tanpa Beban Pajak

Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More

5 hours ago

Indonesia Dorong Komitmen Pendanaan Iklim yang Lebih Adil di COP29

Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More

6 hours ago

Kapal Milik PHE OSES Selamatkan 4 Nelayan yang Terombang-Ambing di Laut Lampung Timur

Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More

6 hours ago

Bos Bangkok Bank Ungkap Alasan di Balik Akuisisi Permata Bank

Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More

7 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, BI Siapkan Dua Kebijakan Ini

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More

8 hours ago

Koperasi Konsumen Bank Nagari jadi Role Model Holdingisasi Koperasi

Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More

8 hours ago