Ini Peran LPS Jaga Ketahanan Sektor Keuangan Saat Krisis

Ini Peran LPS Jaga Ketahanan Sektor Keuangan Saat Krisis

Jakarta – Sejak berdirinya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tahun 2005, Indonesia telah mengalami berbagai macam krisis, seperti Subprime Mortgage & Lehman Brothers pada 2007-2008, Global Financial Crisis (GFC) pada 2009-2010, Krisis Fiskal Eropa pada 2011-2012 hingga pandemi COVID-19 pada 2019 sampai sekarang.

“Kendati demikian, sektor keuangan di tanah air tetap terjaga dan solid, karena di tengah rangkaian krisis itu, kredit dan DPK bank terus tumbuh. Hal ini sekaligus mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor keuangan yang tetap terjaga. Ini tidak bisa kita katakan, tidak ada hubungannya dengan LPS. Keberadaan LPS memberikan keyakinan dan kepercayaan masyarakat kepada bank dan sektor keuangan,” ujar Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, dalam Webinar Kiprah LPS dalam Stabilisasi dan Penguatan Sektor Keuangan, yang digelar Infobank bersama LPS, Kamis, 6 Oktober 2022.

Piter menambahkan, kemampuan untuk mampu bertahan di tengah gelombang krisis, termasuk krisis pandemi ini, ditunjukan dengan indikator kinerja bank umum konvensional yang meningkat per Juni 2022, yakni CAR 24,72%, BOPO 78,46%, LDR 81,63%, NIM 4,78%, ROA 2,38%, NPL 2,86%. Termasuk empat bank terbesar Indonesia pada semester I 2022 yang mampu mencatatkan laba bersih yang luar biasa besar bahkan di tengah krisis, diantaranya BRI Rp24,79 triliun, Mandiri Rp20,21 triliun, BCA Rp18,05 triliun, BNI Rp8,8 triliun.

“Sekali lagi saya ingin menegaskan hal ini tidak lepas dari kiprah LPS, peran besar LPS menjaga keyakinan masyarakat terhadap sektor keuangan kita,” pungkasnya. (*) Ayu Utami

Related Posts

News Update

Top News