News Update

Ini Penyebab Inflasi April 0,44%

Jakarta — Bank Indonesia (BI) menilai, inflasi pada April 2019 masih cukup terkendali, di mana tercatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2019 sebesar 0,44 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,11 persen (mtm).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menyebut, inflasi terutama dipengaruhi kenaikan inflasi volatile food dan inflasi administered prices, di tengah inflasi inti yang stabil. Dengan perkembangan ini, inflasi IHK secara tahunan mencapai 2,83 persen (yoy), meningkat dari inflasi bulan lalu sebesar 2,48 persen (yoy).

“Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam kisaran sasaran inflasi sebesar 3,5±1 persen pada 2019,” kata Onny melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.

Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga ditempuh dalam mengendalikan inflasi pada bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1.440 H.

Onny menambahkan, kelompok volatile food mencatat inflasi pada April 2019. Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar 1,59 persen (mtm), setelah bulan lalu mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm). Inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas bawang merah, bawang putih, cabai merah, tomat sayur, telur ayam ras, tomat buah, dan cabai rawit.

Sementara itu, komoditas beras, daging ayam ras, dan ikan segar mencatat deflasi. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat masih cukup rendah yakni sebesar 2,05 persen (yoy), meskipun meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (yoy).

Inflasi kelompok administered prices tercatat juga meningkat di mana  kelompok administered prices pada bulan April 2019 mencatat inflasi sebesar 0,16 persen (mtm), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,08 persen (mtm). Inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari tarif angkutan udara dan rokok kretek filter, sedangkan tarif listrik kembali mengalami deflasi.

Sementara secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 3,17 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,25 persen (yoy).

Inflasi inti pada April 2019 tetap terkendali. Inflasi inti tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), tidak banyak berbeda dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti ialah tarif kontrak rumah, tarif sewa rumah, dan mobil. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 3,05 persen (yoy), juga tidak banyak berubah dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 3,03 persen (yoy).

Inflasi inti yang terkendali tersebut tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

7 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

7 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

8 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

9 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

10 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

10 hours ago