News Update

Ini Pendorong Ekonomi RI Tumbuh di Tengah Ancaman Resesi

Surakarta – Terjaganya pertumbuhan ekonomi nasional hingga kuartal-II sebesar 5,05% di kala ketidakpastian ekonomi global dan ancaman resesi di berbagai negara didukung oleh perbaikan pertumbuhan di tiga wilayah Indonesia yakni Sumatra, Kalimantan dan Bali.

Hal tersebut seperti disampaikan oleh Kepala Grup Sektoral dan Regional Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Endy Dwi Tjahjono pada saat acara Disemilasi Laporan Nusantara edisi Agustus di Surakarta. Dirinya optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap stabil hingga akhir tahun.

“Wilayah Sumatera, Kalimantan serta wilayah Bali dan Nusa tenggara tumbuh meningkat pada triwulan II 2019. Serta pertumbuhan ekonomi Jawa, yang pangsanya mencapai 59% perekonomian nasional, tumbuh relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya,” jelas Endy di Surakarta, Jumat, 20 September 2019.

Tercatat ekonomi wilayah Sumatra masih tumbuh 4,62% atau meningkat 22% dari kuartal sebelumnya. Sementara wilayah Kalimantan juga tumbuh 5,60% atau meningkat 8% bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 5,05% atau meningkat 3% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Sulawesi, Maluku, dan Papua dinilai masih tumbuh walau mengalami perlambatan, karena kontraksi perekonomian Papua dan Papua Barat yang terkendala kinerja lapangan usaha pertambangan di kedua provinsi.

Endy menambahkan, peningkatan konsumsi juga masih terjadi di hampir seluruh wilayah. Hal tersebut dipengaruhi perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan periode libur sekolah. Tak hanya itu, belanja pemerintah yang meningkat terkait pembayaran rapel kenaikan gaji ASN pada April, Tunjangan Hari Raya (THR) pada Mei, serta pencairan gaji ke-13 pada Juni 2019 turut berkontribusi pada perbaikan daya beli masyarakat.

“Pertumbuhan konsumsi juga mampu menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional sehingga tetap tumbuh tinggi sebesar 5,05% (yoy), meski kinerja ekspor-impor nasional terkontraksi, namun secara keseluruhan path recovery pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap membaik sejak tahun 2015, meski lebih lambat dari perkiraan sebelumnya,” tukas Endy. (*)

Editor: Paulus Yoga

Suheriadi

Recent Posts

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

2 hours ago

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2025

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More

12 hours ago

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

12 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

12 hours ago

Insiden Polisi Tembak Polisi, Ini Penjelasan Kapolda Sumbar

Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More

12 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

13 hours ago