Ini Kartu Truf Indonesia Bertengger di Posisi 5 Besar Ekonomi Dunia

Ini Kartu Truf Indonesia Bertengger di Posisi 5 Besar Ekonomi Dunia

Jakarta – Transformasi digital menjadi kesempatan Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia. Jika targetnya tahun 2045, dibutukan PDB dua kali lipat.

“Data BPS mencatat saat ini PDB Indonesia pada 2022 mencapai Rp19.588,4 triliun,” ujar Enrico Tanuwidjaja, ekonom UOB Indonesia, dalam diskusi “Inklusi Ekonomi Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan” di Jakarta, Selasa (28/3) malam.

Dengan besaran itu, kata dia, dibutuhkan PDB dua kali lipat untuk bisa mengejar posisi lima besar ekonomi dunia pada perayaan kemerdekaan Indonesia ke-100 atau pada 2045. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ekonomi ke-16 terbesar di dunia.

Enrico mengkalkulasi hal itu berdasarkan teori ekonomi velocity of money oleh Milton Friedman. Yakni, untuk menumbuhkan perekonomian maka dibutuhkan percepatan perputaran uang.

Artinya, terang dia, untuk mengejar target PDB Indonesia menjadi lima besar dunia, dibutuhkan ruang pertumbuhan ekonomi baru yang efisiensi dan mudah diakses.

“Sehingga transformasi digital adalah kunci untuk menjadi ekonomi terbesar kelima dunia,” tegas Enrico.

Ekonom senior ini menyebutkan kebutuhan akselerasi perekonomian Indonesia melalui layanan digital tidak terelakkan. Pola konsumsi masyarakat juga akan berpindah ke ranah digital yang semakin berguna dalam kehidupan.

Kondisi ini, kata dia, secara paralel membuat uang berputar menjadi lebih cepat karena pengguna jasa tidak terbatas ruang dan waktu.

“Dibutuhkan velositas (kecepatan perputaran uang) untuk membuat pertumbuhan ekonomi mencapai di atas 7 persen. Meski demikian regulator perlu menjaga dengan policy,” katanya.

Enrico menyebutkan policy ini sangat penting agar kejadian seperti jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) tidak terulang di perbankan digital Indonesia.

Menurutnya, saat ini salah satu yang sudah ada yakni Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 sebagai panduan bagi industri meski belum ada permasalahan bank gagal akibat pertumbuhan dari digital yang terlalu cepat di Tanah Air.

BSPI 2025 adalah arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital.

Blueprint berisi 5 visi sistem pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh 5 (lima) working group yaitu Open banking, Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, dan Reformasi Regulasi, Perizinan, dan Pengawasan.

BSPI diimplementasikan secara bertahap dalam kurun waktu 2019 sampai dengan 2025.

AKUISISI LEBIH CEPAT

Fajar Septandri Maharjaya, Head of Digital Bank UOB Indonesia, menuturkan, pihaknya turut mendukung ekosistem digital di Tanah Air. Melalui layanan digital banking TMRW, berbagai layanan perbankan dan transaksi dapat langsung diakses melalui ponsel.

Menurutnya, layanan perbankan digital telah membantu untuk mengakuisisi nasabah dengan lebih cepat tanpa harus menghadirkan kantor cabang.

Meski demikian, kata dia, layanan ini perlu ditambah dengan konsep Relationship Manager (RM) bagi nasabah yang kebutuhannya bukan sekadar transaksi perbankan.

“Digital bank sangat powerful untuk akuisisi (nasabah baru). Kuncinya fitur yang lengkap dan melayani lifestyle namun untuk wealth segment masih membutuhkan (komunikasi profesional) dari RM,” katanya.

Vira Widiyasari, SVP, Fintech and Payments Tokopedia menyebutkan, kolaborasi layanan digital menjadi salah satu bentuk dukungan pihaknya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air.

Ekosistem Tokopedia yang bergabung dengan Gojek dan Gopay mempercepat tingkat literasi keuangan masyarakat. Dengan lebih dari 12 juta penjual terdaftar, pihaknya mencatat 86,5 persen merupakan penjual baru.

“Layanan kami menjangkau 99 persen kecamatan dengan lebih dari 40 produk digital. Pada saat pandemi, terjadi peningkatan 2,5 kali UMKM perempuan,” katanya. Darto W.

Related Posts

News Update

Top News