Perbankan

Ini Jurus BI Mendorong Pertumbuhan Kredit

Sumba Timur – Beragama upaya mendorong dan menjaga pertumbuhan kredit perbankan, dari sisi makroprudensial, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dilakukan Bank Indonesia (BI).

Hal itu ditegaskan oleh Nugroho Joko Prastowo, Kepala Grup Departemen Kebijakan Makroprudensial (DKMP) BI.

“Upaya BI untuk mendorong pertumbuhan kredit, banyak. Saat ini yang paling kelihatan, itu Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM),” kata Joko, dalam diskusi dengan editor media massa, di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, 22 Juli 2024.

Implementasi KLM dilakukan melalui pengurangan giro bank di BI dalam rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata. Besaran total insentif paling besar 4 persen meningkat dari sebelumnya paling besar 2,8 persen.

Baca juga: Kredit Tumbuh 12,36 Persen di Triwulan II 2024, BI Beberkan Pendorongnya

KLM diberikan kepada bank penyalur kredit atau pembiayaan sektor tertentu, inklusif, usaha ultra mikro, berwawasan lingkungan, dan/atau pembiayaan lainnya yang ditetapkan bank sentral.

Insentif ini diberikan jika bank mampu meningkatkan penyaluran kreditnya kepada sektor-sektor tertentu seperti hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non minerba, perumahan, pariwisata, Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), ultra mikro (UMi), dan keuangan hijau.

Kebijakan BI ini akan berpengaruh terhadap bank, khususnya di masa suku bunga tinggi saat ini karena sektor cakupan itu akan menambah likuiditas ke perbankan hingga Rp115 triliun sampai akhir tahun.

“Selain itu, untuk UMKM, kita ada RPIM. Itu dari sisi supply ya,” tegas Joko.

Sedangkan untuk sisi demand, sambung Joko, BI melalui kantor-kantor perwakilan di daerah terus melakukan pemberdayaan kepada pelaku UMKM dan ekonomi syariah. Lalu ada juga insentif loan to value (LTV).

“Upaya ini untuk memperkuat demand kredit,” tukasnya.

Baca juga: Bos BI Pastikan Instrumen SRBI Tak Bikin Perbankan Kekeringan Likuiditas

Di lain sisi, berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), kredit perbankan per April 2024 tercatat tumbuh 13,22 persen secara tahunan atau menjadi Rp7.398,76 triliun.

Pertumbuhan kredit ini lebih tinggi daripada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang sebesar 8,21 persen atau menjadi Rp8.653,01 triliun. (*) Ari Nugroho

Galih Pratama

Recent Posts

Alasan Presiden Prabowo Instruksikan Struktur Komisaris Bank BUMN Lebih Ramping

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penyederhanaan struktur komisaris di badan usaha milik negara (BUMN)… Read More

9 mins ago

Modal Asing Rp1,93 Triliun Masuk RI di Akhir Maret 2025

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di pekan keempat Maret 2025, aliran modal asing masuk atau capital… Read More

42 mins ago

BNIdirect-Pelindo Bersinergi Dongkrak Transaksi Digital di Sektor Logistik

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menjalin kemitraan strategis dengan PT… Read More

2 hours ago

Cetak Rekor! Laba Bersih MUFG Jakarta Tembus Rp6,9 Triliun pada 2024

Jakarta – MUFG Bank, Ltd., Kantor Cabang Jakarta (MUFG Jakarta) mencatakan kinerja ciamik sepanjang 2024… Read More

2 hours ago

Waspada! Modus Penipuan Mengatasnamakan Indonesia Anti-Scam Centre

Jakarta - Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati… Read More

2 hours ago

Cash is The King, tapi Kok Uang Lagi Sulit, Bro!

Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group KRISIS sudah dekat. Hampir seluruh indikator ekonomi… Read More

3 hours ago