Jakarta – Menyusul adanya keputusan pengunduran diri Glen Glenardi sebagai Direktur Utama di PT Bank Bukopin Tbk pada beberapa waktu lalu, Perseroan kabarnya sudah mengantongi dua nama dari internal untuk menggantikan posisi Glen Glenardi sebagai Direktur Utama di Bank Bukopin.
Berdasarkan informasi yang diterima Infobank, ada dua nama calon pengganti Glen Glenardi yang berasal dari internal yakni Mikrowa Kirana yang saat ini masih menjabat sebagai Direktur Komersial dan Eko Rachmansyah Gindo yang kini menjabat Direktur Keuangan. Kedua nama tersebut, kabarnya sudah diputuskan dalam Komite Remunerasi dan Nominasi Bukopin.
Adapun kedua nama calon pengganti Glen Glenardi ini akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Sebagai informasi, Bank Bukopin akan menggelar RUPSLB pada 10 Januari 2018, di mana salah satu agendanya adalah perubahan susunan pengurus perseroan.
Mikrowa Kirana berpengalaman selama 28 tahun di dunia perbankan. Sebelum menjabat sebagai Direktur Komersial di Bank Bukopin dirinya pernah menjadi Head Group Pertambangan Migas, Energi & Telekomunikasi pada 2006. Lalu sebelumnya menjabat sebagai Head Group Line Bisnis Kesehatan, Ind. Kimia, Agro, Ind. Kehutanan pada 2002-2006. Lebih jauh lagi pada 2001-2002 dirinya menjadi Head Group Bisnis Komersil Wilayah Jabar & Jateng. Kemudian pada 2000-2001 sempat menjabat Head Group Line of Business VII.
Kemudian, Eko Rachmansyah Gindo sebelum menjabat Direktur Keuangan dan Perencanaan di Bukopin, dirinya merupakan Direktur Utama, PT Bank Victoria International, Tbk pada 2012-2015. Sebelumnya lagi pada 2012 ia sempat menjadi Komisaris Utama Bank Victoria International. Pada 2010-2012 ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Bosowa Indonesia. Dan sebelumnya lagi pada 2006-2012 ia sempat menjadi Dewan Komisaris di PT Bank Victoria Syariah.
Banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi jika salah satu dari dua nama calon tersebut sudah diputuskan dalam RUPSLB. Pertama yakni dari sisi kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Sampai dengan September 2017 NPL Bukopin mencapai 4,87 persen (gross) atau meningkat dibanding September 2016 yakni 3,37 persen.
Padahal, pada Semester I 2017 lalu perseroan menargetkan NPL-nya dapat ditekan menjadi kisaran 3,5 persen di akhir 2017. Saat itu, posisi NPL Bank Bukopin sendiri masih tercatat 4,60 persen atau meningkat dibandingkan Semester I 2016 yakni 3,51 persen. NPL di Semester I 2017 dominan disumbang oleh sektor tambang batu bara.
Selain NPL, pengganti Glen Glenardi sebagai Direktur Utama di Bank Bukopin juga harus memikirkan bagaimana perseroan bisa mencatatkan cuan (untung) tinggi. Pasalnya, per September 2017 laba sebelum pajak (bank only) bank ini tumbuh negatif 25,18 persen dari Rp1,05 triliun pada September 2016 menjadi Rp782,46 miliar.
Glen Glenardi saat dihubungi oleh Infobank menyatakan, keputusan untuk mengundurkan diri dari Direktur Utama yang sudah dijabatnya selama 12 tahun di Bank Bukopin, merupakan keputusan yang sudah bulat. Dan ini murni merupakan pilihan pribadinya. Dirinya menyebut bahwa pilihannya itu untuk melaksanakan regenerasi selanjutnya di perseroan.
“Pertimbangannya karena ingin memberi kesempatan pada generasi penerus Bukopin. Saya kan sudah 18 tahun lebih di Bukopin, yakni 6 tahun direktur dan 12 tahun Direktur Utama,” ujar Glen. (*)
Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More
Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More
Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk atau Bank Banten optimistis menutup 2024… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengangkat Yon Arsal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua… Read More
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More