Jakarta – Persoalan perekonomian Indonesia sebetulnya tidak ada yang baru. Ibarat tubuh manusia, penyakit yang sering muncul sudah dapat dideteksi, ketahanan tubuh sudah bisa diukur, dan cara mengobatinya juga sudah diketahui.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan Kadin Indonesia, Sigit Pramono. Menurutnya, pengambil kebijakan, khususnya Gubernur Bank Indonesia atau Menteri Keuangan, tinggal memilih ketika muncul simtom tertentu harus diobati dengan cara tertentu.
“Yang paling penting kecepatan dan ketepatan dalam bertindak,” ujar Sigit Pramono kepada Infobank, Rabu, (9/5/2018).
Sigit menjelaskan, ada dua hal yang sering menjadi persoalan dalam pengambil kebijakan.
Pertama, karena perekonomian dunia itu sudah sedemikian terbukanya dan saling kait mengkait, sering kali kebijakan negara lain yang berdampak kepada negara kita sulit diantisipasi dan dimitigasi dampak dan risikonya.
Yang kedua, pilihan kebijakan itu seringkali tidak bisa diputuskan hanya berdasar data dan informasi yang tersedia oleh pengambil kebijakan. Mereka harus memperhitungkan pula kepentingan dari penguasa politik. Karena penguasa politik pada kondisi dan situasi atau saat-saat tertentu mempunyai kepentingan politik. Apalagi menjelang terjadinya peristiwa politik, misalnya.(*)
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More
Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto, menilai bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024 membawa dampak… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti perkembangan digitalisasi yang semakin canggih, memudahkan, dan lebih… Read More
Jakarta – Direktur BCA Haryanto Budiman menilai kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat (AS) 2024 dapat… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 7 November 2024, ditutup ambles… Read More
Jakarta - Unifiber, lini bisnis infrastruktur digital di bawah naungan PT Asianet Media Teknologi (Asianet),… Read More