Jakarta – Awal munculnya pandemi Covid-19 pada 2020 lalu membuat kegiatan masyarakat terhambat karena adanya pembatasan sosial. Pembatasan sosial tersebut mengubah tatanan kehidupan masyarakat menjadi berbasis teknologi dan salah satunya juga mendorong transformasi digital banking di era 5.0
Meskipun, transformasi perbankan sudah terjadi bahkan sebelum pandemi Covid-19, perkembangan industri perbankan juga harus mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih di era 5.0. Oleh karena itu, di era digital banking perbankan harus terus membahas strategi pengembangan core banking, peluang bisnis, serta tantangan-tantangan yang harus dihadapi.
Expert Associate Partner McKinsey and Company, Aditya Saxena, mengatakan bahwa terdapat 3 komponen utama untuk bank digital dalam mengembangkan operasi front end digital pada perbankan. Pertama, bank masih harus mempertahankan cabang-cabangnya di samping mengurangi jejak fisik bagi nasabah.
Kemudian, komponen modular dalam perbankan harus dapat dikonfigurasi, sehingga memungkinkan fleksibilitas dalam kecepatan operasi digital front end beroperasi pada kecepatan yang diperlukan. Ketiga adalah komponen waktu model operasi yang cepat dan gesit dalam perkembangan digital.
“Pada dasarnya ada tiga komponen utama tentang bagaimana bank digital terlihat seperti satu operasi front end digital. Jadi kami memahami bahwa bank masih penting tetapi cabang-cabangnya masih penting, komponen kedua adalah komponen modular memungkinkan fleksibilitas dalam kecepatan yang memungkinkan operasi digital front end beroperasi pada kecepatan yang diperlukan terakhir, ini adalah waktu model operasi.” ucap Aditya dalam Seminar The DNA of Next-Generation Digital Banking oleh Infobank, Kamis, 14 Juli 2022.
Ia menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri terdapat 99,5% konsumen telah mampu beradaptasi dalam bank digital. Namun, 50% dari nasabah tersebut diketahui memutuskan untuk pindah ke layanan digital bank lainnya karena nasabah tersebut tidak mendapatkan layanan yang diinginkan, ditawarkan produk yang tidak berkualitas tinggi, serta kekhawatiran terkait keamanan. Sehingga, tantangan yang muncul adalah bagaimana bank-bank dapat memenuhi kebutuhan nasabah serta menyelaraskannya dengan bisnis.
“Ini tentang menanamkan pemikiran itu di seluruh rantai nilai tentang bagaimana perjalanan pelanggan, dimulai dari memperoleh orientasi mereka, memberi mereka produk yang tepat, memberikan pemahaman, menangkap data mereka, menyediakan produk yang disesuaikan untuk melayani mereka dan memberi mereka serangkaian layanan.” tambah Aditya.
Oleh karena itu, perlu adanya pemikiran khusus bagi bank digital untuk melakukan pengurutan teknis dalam 3 komponen tersebut, serta merealisasikan apa yang telah dilakukan. Sehingga intervensi teknologi yang telah dirancang akan menjadi keadaan yang berkelanjutan. (*) Khoirifa
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More