Keuangan

Ini Dia 3 Lini Bisnis Penopang Kinerja Tokio Marine

Jakarta – Bisnis Tokio Marine Indonesia (TMI) ditopang oleh tiga lini utama, yakni asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor dan asuransi marine cargo.

Presiden Direktur TMI, Sancoyo Setiabudi mengatakan pihaknya akan tetap mempertahankan tiga lini bisnis tersebut untuk menopang pendapatan premi di tahun 2024.

Adapun, hingga per 31 Oktober 2023, TMI mencatatkan pendapatan premi mencapai Rp1,77 triliun. Perusahaan juga mencatatkan keuntungan bersih sebesar Rp272 miliar.

Baca juga: Tokio Marine Indonesia Cetak Pendapatan Premi Rp1,77 Triliun per Oktober 2023

“Tapi kalau kita bicara potensi ke depan tergantung situasi market. Misalnya saat ini pasar properti sedang mengalami hardening market. Ada beberapa segmen yang tidak bisa dipaksa mengambil rate premi tinggi,” ujar Sancoyo dalam media gathering di Jakarta, Rabu (13/12).

Untuk asuransi kendaraan bermotor, Sancoyo menyebut, di tahun ini tidak mengalami pertumbuhan atau zero growth. Namun, bisnis leasing justru mengalami kenaikan, lantaran second hand market bertumbuh.

“Kalau perusahaan asuransi saat ini menyasar kendaraan baru, jangan berharap untuk tumbuh. Kalau kami tidak menolak second hand market, tapi lebih berhati-hati untuk proses underwriting-nya,” tuturnya.

Selain tiga lini bisnis tersebut, TMI juga berinovasi dengan menawarkan perlindungan untuk sektor korporat dan ritel.

Bagi klien korporat, di samping menyediakan produk-produk asuransi tradisional seperti PAR (Property All Risks) dan Cargo, TMI juga memperkenalkan produk untuk memitigasi risiko seperti asuransi Directors & Officers (D&O), Cyber Security, dan Trade Credit Insurance.

Baca juga: Klaim Asuransi Kesehatan Naik 32,9 Persen, OJK Siapkan Strategi Ini

Di sisi ritel, TMI memperkenalkan Tokio Marine Travel Partner (TMTP) dengan opsi perlindungan yang dipersonalisasi, termasuk penjadwalan ulang visa. Pelanggan dapat menyesuaikan perlindungan yang dibutuhkan dengan rencana perjalanan mereka.

TMI juga menyediakan produk seperti Tyre Insurance (asuransi ban), Electronic Extended Warranty (Jaminan Perpanjangan Garansi Elektronik), dan Buyer Protection (Perlindungan Pembeli) yang memenuhi berbagai kebutuhan ritel.

“Kenapa kami membuat produk lain yang sangat beragam? Karena untuk memperbesar segmen retail juga, tapi dengan tidak meninggalkan corporate bisnis,” pungkas Sancoyo. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

Konsumsi Meningkat, Rata-Rata Orang Indonesia Habiskan Rp12,3 Juta di 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More

48 mins ago

Laba Bank DBS Indonesia Turun 11,49 Persen jadi Rp1,29 Triliun di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More

1 hour ago

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

2 hours ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

2 hours ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

4 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

4 hours ago