Nasional

Ini Cara Kementan Dongkrak Produksi Pangan

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mendongkrak produksi pangan di musim kemarau, salah satunya dengan mengoptimalisasi pemanfaatan irigasi air permukaan. Hal ini bertujuan agar pasokan pangan tetap tersedia.

Direktur Irigasi Pertanian Kementan Tunggul Iman Panudju mengakui, saat ini tak banyak petani di sentra produksi pertanian yang menggunakan irigasi air permukaan dalam mendorong produksi pangan mereka. Rendahnya ketersediaan air di musim kemarau seharusnya membuat petani bisa memanfaatkan sumber air permukaan melalui perpipaan dan perpompaan.

“Pemanfaatan air permukaan misalnya dengan irigasi perpipaan dengan sistem gravitasi yang pendistribusiannya menggunakan pipa. Selain itu bisa juga melalui irigasi perpompaan yang menggunakan pompa air dengan pendistribusian melalui saluran terbuka dan tertutup. Kedua sistem irigasi ini juga bisa dikombinasikan penggunaannya,” ujar dia dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu 30 Januari 2017.

Menurut dia, penyediaan air sebagai suplesi air irigasi untuk pertanian khususnya areal di luar sistem irigasi teknis dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber air yang bersal dari sungai, mata air, danau, embung, dan sumber air lainnya. Di 2016 sendiri, pengembangan irigasi perpipaan dan perpompaan sudah sebanyak 1.529 unit di Indonesia.

Upaya tersebut banyak dilakukan pada lahan-lahan kering atau tadah hujan yang memiliki indeks pertanaman (IP) 100 sehingga nantinya IP akan meningkat menjadi 200. Syaratnya, harus dekat dengan sumber air. “Pemanfaatan air permukaan tersebut semata-mata dalam rangka mendukung peningkatan produksi pangan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ucapnya.

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, merupakan salah satu daerah yang sudah mengembangkan irigasi perpipaan dan perpompaan untuk peningkatan produksi tanaman pangan. Kegiatan Irigasi perpipaan yang dilaksanakan pada lahan rawa lebak dengan memanfaatkan sumber air dari anakan sungai Musi.

“Dipompa dengan lima unit pompa dan ditampung dalam tower. Selanjutnya didistribusikan dengan pipa 8 inchi, dan di ujung pipa dipakaikan keran,” paparnya.

Potensi luas sawah tersebut sebesar 5.000 hektare (ha) dengan dibangun irigasi perpipaan dan perpompaan sebesar 1.867 ha. Lahan yang awalnya hanya bisa ditanami setahun sekali (IP 100), kini dapat ditanami padi dua tahun sekali (IP 200).

“Wilayah lain yang juga melakukan itu adalah Kelompok Tani Bina Rawa, Desa Jaro, Kecamatan Jaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. Luas lahan yang dialiri seluas 54 ha dengan sumber air Sungai Liuk, kini sudah bisa ditanami padi sebanyak dua kali dalam setahun. Padahal awalnya juga hanya bisa sekali tanam padi dalam setahun,” tutup Tunggul. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

2 hours ago

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2025

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More

11 hours ago

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

12 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

12 hours ago

Insiden Polisi Tembak Polisi, Ini Penjelasan Kapolda Sumbar

Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More

12 hours ago

Wamen ESDM Dukung Adopsi Electrifying Lifestyle di Masyarakat

Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More

13 hours ago