Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mengingatkan peran penting masyarakat kelas menengah dan masyarakat menuju kelas menengah (MKM) terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala BPS, alasan utamanya adalah jumlah masyarakat menengah yang mencapai sepertiga total populasi Indonesia. Mereka berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri, melalui konsumsi rumah tangga.
“Mengapa beli kelas menengah dan menuju kelas menengah penting menjadi perhatian kita semua? Karena jumlahnya kira-kira 66,35 persen dari total penduduk. Dan nilai konsumsi pengeluarannya mencakup 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat,” ujar Amalia pada Jumat, 30 Agustus 2024.
Baca juga: Airlangga Kumpulkan Mantan Menko Bahas Kelas Menengah, Singgung Perpanjangan PPN DTP
Jika mengacu kepada data BPS pada Juni 2024 lalu, populasi Indonesia diprediksi mencapai 281,60 juta jiwa. Dengan demikian, sekitar 186,84 juta dari keseluruhan populasi Indonesia, masuk ke dalam golongan menengah dan golongan MKM.
BPS juga mencatat, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia pada semester I 2024 mencapai Rp3.019 triliun. Artinya, sekitar Rp2.460 triliun dari konsumsi rumah tangga di Indonesia berasal dari 2 golongan tersebut.
Ini menjadi perhatian khusus bagi BPS. Amalia menegaskan, bahwa masyarakat dari 2 kelas ini menjadi “bantalan” bagi perekonomian di banyak negara, khususnya jika kondisi negara sedang tidak baik-baik saja.
“Di saat bantalannya itu tebal maka ekonomi suatu negara akan relatif tidak rentan terhadap gejolak ataupun shock yang datang baik dari eksternal maupun dari domestik,” tegas Amalia.
“Ketika proporsi kelas menengah itu relatif tipis, maka suatu perekonomian itu kurang resilient nantinya terhadap guncangan. Jadi, peran kelas menengah tidak hanya di Indonesia tetapi di berbagai dunia ini penting untuk memperkuat daya tahan suatu ekonomi,” tambahnya.
Baca juga: RI Masuk Negara Kelas Menengah Atas, Lebih Banyak Untung atau Buntung?
Yang mengkhawatirkan, Amalia memaparkan bahwa saat ini masyarakat kelas menengah dan kelas MKM lebih dekat kepada garis kemiskinan dibanding kelas di atasnya. Ini membuat mereka sangat rentan terhadap gejolak perekonomian.
Mereka lebih mudah terjerumus ke kelas di bawahnya. Dengan demikian, Amalia berharap agar dua kelas masyarakat ini mendapat perhatian lebih, karena kontribusinya terhadap ekonomi dan kerentanan yang dihadapi.
“Kalau nanti (daya beli masyarakat) kelas menengah dan menuju kelas menengah yang kuat, maka daya beli masyarakat secara keseluruhan juga akan menjadi kuat,” tutup Amalia. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More