Nasional

Ini Alasan Jokowi Ajak Semua Pihak Mitigasi Perubahan Iklim

Jakarta – Presiden Joko Widodo mengajak seluruh pihak untuk memitigasi perubahan iklim. Hal ini penting untuk tetap menjaga kualitas kehidupan, serta menghindari bencana alam maupun krisis pangan.

“Saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai kepedulian dari tokoh masyarakat, dari masyarakat sipil terhadap hal yang berkaitan dengan lingkungan dan mengatasi dampak perubahan iklim. Ini tidak akan bisa dikerjakan oleh kita sendiri, oleh satu negara. Tapi semua negara harus melakukan bersama-sama sehingga kita bisa mewujudkan bumi yang berlanjutan,” kata Jokowi dalam gelaran Festival LIKE 2 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, dikutip Senin, 12 Agustus 2024.

Jokowi juga mengingatkan bahwa sektor energi punya peran penting dalam aksi perubahan iklim. Sehingga, pemerintah akan memberi perhatian penuh agar sektor ini punya skema pemulihan lingkungan.

“Pemulihan lingkungan harus menjadi concern dari kita semua dan pemerintah,” tegasnya.

Baca juga : Airlangga “Dikudeta Halus”, Jokowi Dikabarkan Masuk Jadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan, PLN siap menjalankan arahan Presiden dan berkomitmen untuk menyukseskan transisi energi demi mewujudkan Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.

“Hari ini tugas PLN, tidak hanya menyediakan listrik bagi masyarakat, tugas PLN adalah menjaga lingkungan dan menurunkan emisi. Kita lakukan ini bukan karena perjanjian internasional. Tetapi, untuk generasi masa depan agar hidupnya lebih baik dari hari ini,” ucap Darmawan.

Dirinya menambahkan bahwa PLN berinisiatif secara voluntary untuk melakukan transisi energi melalui berbagai upaya heroik, antara lain melalui upaya dekarbonisasi pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil, meningkatkan kapasitas pembangkit EBT dan infrastruktur pendukung seperti smart grid dan control system, serta mengembangkan green ecosystem.

Baca juga : Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik, Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di KEK Kendal

Sebagai contoh, PLN telah membatalkan 13,3 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sebelumnya direncanakan dalam RUPTL 2019-2028. Upaya ini menghindari sekitar 1,8 miliar ton emisi CO2 dalam 25 tahun ke depan.

PLN juga melakukan pembatalan terhadap 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA). Inisiatif ini menghindari emisi karbon sekitar 200 juta ton CO2. Selain itu, PLN mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit EBT dan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas. Upaya ini akan mampu menurunkan emisi sebesar 300 juta ton CO2.

Dalam masa transisi energi, PLN menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara. Co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa seperti pellet kayu, cangkang sawit dan sawdust (serbuk gergaji).

Darmawan menegaskan, co-firing ini dilakukan tak sekedar mengurangi emisi, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan. PLN mengajak masyarakat untuk terlibat aktif membuat bahan baku co-firing, mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pellet.

“Kehadiran program ekonomi kerakyatan co-firing ini juga merupakan langkah nyata PLN menjawab persoalan global. Mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG),” ucapnya.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi saat menghadiri festival LIKE menyampaikan bahwa PLN telah memiliki skenario Accelerating Renewable Energy Development (ARED) guna mempercepat transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Skenario juga dimaksudkan untuk mereduksi emisi karbon secara signifikan dari sektor ketenagalistrikan.

“Dengan skenario penambahan pembangkit akan berasal dari EBT sebesar 75% dan gas 25% hingga tahun 2040. Skenario ini akan memastikan pengurangan emisi sesuai target dengan tetap menjaga keandalan sistem,” kata Evy.

PLN akan membangun green transmission line atau jaringan transmisi antarpulau yang bisa menyalurkan potensi EBT di lokasi terpencil ke pusat beban. Selain itu, PLN juga akan menerapkan teknologi smart grid sebagai solusi menangani intermitensi pada pembangkit EBT.

Dengan upaya tersebut maka penambahan pembangkit EBT sampai tahun 2040 meningkat menjadi sekitar 3 kali lipat dari yang semula 22 gigawatt (GW) menjadi 61 GW.

Namun, Evy menegaskan bahwa upaya ini tidak akan bisa dijalankan PLN sendirian. Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dengan PLN untuk melakukan transisi energi.

”Kami tidak bisa menjalankan ini sendirian. Satu-satunya cara adalah dengan melakukan kolaborasi, Untuk itu, mari kita berjuang bersama untuk memastikan transisi energi ini berhasil,” tutup Evy. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Top! Fitur-fitur HUAWEI MatePad Pro 12.2 Mudahkan Kinerja Desainer Grafis

Jakarta - Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei, merilis tablet terbaru, HUAWEI MatePad Pro 12.2 pada… Read More

1 hour ago

Jejak Panjang dan Ambisi Besar Bank-Bank Thailand di Pasar Indonesia

Jakarta - Jejak investor asal Thailand di pasar keuangan Indonesia sudah cukup panjang. Lebih dari… Read More

2 hours ago

GOTO Luncurkan Makan Bergizi Gratis, Targetkan hingga 3 Juta Porsi

Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara resmi meluncurkan program Makan Bergizi Gratis… Read More

2 hours ago

Sejak 2014, Geo Dipa Energi Beri Kontribusi Ratusan Miliar ke Negara

Bandung - PT Geo Dipa Energi (Persero) atau Geo Dipa, salah satu badan usaha milik… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Rebound ke Level 7.304 Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

4 hours ago

IHSG Diprediksi Lanjut Melemah, Analis Rekomendasikan 4 Saham Ini

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

4 hours ago