Categories: Ekonomi dan Bisnis

Ini Akal-akalan Perumnas Agar Konsumen Lolos BI Checking

Jakarta – Aspek pembiayaan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi Perum Perumnas dalam membantu pemerintah memangkas angka backlog perumahan. Setiap tahun, lebih dari 40% konsumen calon pembeli proyek Perumnas Tak Lolos BI Checking, sehingga pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) ditolak bank.

Untuk menyiasati hal tersebut, Perumnas melakukan terobosan dengan program marketing bulksales. Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan, lewat program ini pihaknya menggandeng bank BUMN dan berbagai instansi. Sebut saja Bank Mandiri, BNI, dan BTN, Kementerian Koperasi dan UKM, BPK, Universitas Jendral Sudirman, dan Universitas Negeri Semarang.

“Setiap tahun ada 46% calon pembeli kami yang KPRnya ditolak. Itu sudah pesan ke kami tapi gagal. Padahal rumah sudah dibikin. Jadi kami bekerjasama dengan bank-bank yang menangangi payroll instansi-instansi calon pembeli. Ada juga beberapa instansi yang meminta kami sediakan hunian untuk karyawan mereka,” ujar Bambang di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu 26 Februari 2020.

Sementara itu, ditempat yang sama, Direktur Pemasaran Perum Perumnas Anna Kunti Pratiwi menambahkan, bahwa untuk tahun ini yang KPRnya ditolak mungkin berada pada kisaran 38%-43%. Menurutnya, penolakan pengajuan KPR tersebut biasanya dikarenakan masyarakat sudah memiliki cicilan lain, atau riwayat kreditnya yang kurang bagus.

Selain itu, tantangan lain yang dihadapi Perumnas adalah soal proses perijinan yang masih lama, terbatasnya kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan keterbatasan modal Perumnas.

“Perijinan masih lama proses. Untuk FLPP kadang baru bulan Agustus kuota-nya sudah habis. Sedangkan untuk permodalan, kita memang terbatas. Maka kita menjalin kerjasama dengan pihak lain, termasuk IIDA Group dari Jepang untuk antisipasi keterbatasan modal,” lanjut Bambang.

Sebagai informasi, berdasarkan data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, angka backlog perumahan mencapai 13,6 juta unit. Dan 62% dari angka backlog tersebut berada di Jabodetabek. (*) Ari Astriawan

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Dukung Pemulihan, BTN Salurkan Bantuan Rp13,17 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra

Poin Penting BTN telah menyalurkan total bantuan Rp13,17 miliar melalui Program TJSL untuk korban bencana… Read More

3 hours ago

Obligasi Hijau, Langkah Pollux Hotels Menembus Pembiayaan Berkelanjutan

Poin Penting Pollux Hotels Group menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana dengan penjaminan penuh dan tanpa syarat… Read More

16 hours ago

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

22 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

23 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

1 day ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

1 day ago