Categories: Analisis

Infobank Outlook 2016, Menggali Consumer Banking

Jakarta–Peningkatan daya beli atau sisi permintaan yang masih rendah tentu berdampak pada industri keuangan dan perbankan. Sektor perbankan selama setahun terakhir ini mengalami pertumbuhan sekitar 10%, atau jika dihitung year to date hanya 4,34%.

Eko B. Supriyanto, Pemimpin Redaksi Majalah Infobank mengungkapkan, perkembangan kredit perbankan terasa masih normal, kendati mengalami tekanan kredit. Adanya pemburukan  return on asset (ROA), hal ini seiring meningkatnya risiko kredit (Non Performing Loans/NPL) perbankan.

Selain melambat pertumbuhan kreditnya, juga kualitasnya memburuk, ada kenaikan NPL gross menjadi 2,56% dari bulan sebelumnya yang 2,42% . Sektor perdagangan besar, industri pengolahan pertanian, kontruksi dan pertambangan mengalami kenaikan. “Bank-bank sedang menjaga kualitas kreditnya” ujar Eko.

Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan relatif lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan kredit. Setahun terakhir dana pihak ketiga tumbuh 14,31%. “Hal ini menunjukan kondisi likuiditas perbankan rekatif cukup terjaga, meski sedikit mengalami penurunan. Data Biro Riset Infobank menunukan, rasio alat likuid dibandingkan non core deposit dan alat likuid dibandingkan dana pihak ketiga sudah mulai terasa ketat” ungkap Eko.

Berebut Pasar Consumer Banking

Setiap krisis selain melumat banyak sektor keuangan, tapi masih tetap saja ada potensi. Salah satunya adalah sektor consumer banking. Potensi yang ada di depan mata adalah saat ini masih ada 142,5 juta (59,96%)penduduk yang berusia produktif. Mereka membutuhkan produk-produk perbankan dan juga produk-produk consumer dengan dukungan perbankan atau sektor keuangan.

Eko menambahkan, saat ini, seperti dikutip dari data McKensey ada 53% penduduk perkotaan yang menyumbang 74% dari PDB di mana pasar consumer mencapai 0,5 triliun US$ yang meliputi consumer service, agriculture and fisheries, resources dan education. “Jumlah ini akan terus meningkat, terutama kelas menengah yang saat ini tercatat sekitar 45 juta” imbuhnya.

Penjualan mobil dan properti masih cukup tinggi, karena harga komoditas masih tinggi dengan permintaan yang masih tinggi pula, terutama permintaan dari Tiongkok. Namun pada saat ini, permintaan mengalami penurunan. Untuk itu, pasar consumer yang disasar adalah kelompok menengah dengan penghasilan menengah.(*) Ap

Apriyani

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

8 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

9 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

9 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

11 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

11 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

14 hours ago