Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan awal bulan ini (1/8) diprediksi masih menguat yang terdorong oleh tekanan pelemahan dolar yang semakin kuat semalam, meski pada perdagangan kemarin rupiah ditutup stabil.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2017 mengungkapkan, di tengah sentimen pelemahan dolar AS yang membawa kurs di Asia terapresiasi, sentimen negatif domestik terlihat masih cukup memengaruhi.
“Dolar index semakin terpuruk pada perdagangan semalam. Di saat inflasi dan tingkat pengangguran Zona Euro membaik, pemerintahan Trump semakin disibukkan oleh isu politik dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini pelaku pasar tengah menunggu pengumuman inflasi Juli 2017 yang akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurutnya, laju inflasi diperkirakan akan menurun ke bawah 4 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Dengan laju inflasi yang menurun itu diharapkan akan memberikan sentimen dan mendongkrak laju rupiah untuk lebih menguat terhadap dolar AS. Akan tetapi sentimen positif diperkirakan masih akan terbatas, lantaran adanya kekhawatiran daya tahan fiskal yang meningkat.
“Kekhawatiran daya tahan fiskal di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia di 1 minggu terakhir. Dan Kekhawatiran terhadap turunnya daya beli juga akan diuji hari ini ketika indeks manufaktur Indonesia dirilis,” ucap Rangga. (*)
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More