Moneter dan Fiskal

Inflasi Terkendali, BI Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2023

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memproyeksi ekonomi Indonesia di 2023 akan tumbuh di kisaran 4,5% hingga 5,3%. Hal ini didukung dengan terkendalinya inflasi hingga moncernya kinerja ekspor.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik didukung oleh permintaan domestik dan positifnya kinerja ekspor. Kenaikan konsumsi rumah tangga berlanjut didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam RDG, dikutip Jumat 22 Juni 2023.

Perry menjelaskan, kinerja investasi Indonesia tetap kuat terutama investasi nonbangunan. Sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi. 

Selain itu, kinerja pariwisata juga membaik sejalan dengan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara. Perbaikan ekonomi Indonesia dikonfirmasi oleh hasil survei Bank Indonesia tentang keyakinan konsumen yang meningkat dan penjualan eceran yang tumbuh positif, serta indikator dini Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang masih berada di zona ekspansi.

“Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 diproyeksi tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%. BI akan terus memperkuat sinergitas stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan,” ungkap Perry.

Sementara itu, tekanan inflasi menurun ke dalam sasaran tiga plus minus satu persen lebih cepat dari perkiraan. Inflasi IHK pada Mei 2023 tercatat 4,00% yoy atau berada di batas atas sasaran. Penurunan inflasi terjadi di semua kelompok. 

Inflasi inti Mei 2023 tercatat 2,66% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,83% yoy. Sejalan dengan berakhirnya periode Idulfitri, menurunnya harga komoditas global, dan rendahnya ekspektasi inflasi. 

Perry menjelaskan, inflasi kelompok volatile food tercatat 3,28% yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,74% yoy. Inflasi kelompok administered prices juga menurun dari 10,32% yoy menjadi 9,52% yoy.

“Menurunnya inflasi ke dalam sasaran sebagai hasil positif dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah dalam TPIP dan TPID melalui penguatan GNPIP di berbagai daerah. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali di dalam sasaran tiga plus minus tiga persen, pada sisa tahun 2023,” tutup Perry. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

54 mins ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

7 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

7 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

8 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

8 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago